Page 117 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 AGUSTUS 2020
P. 117

RATUSAN ANGGOTA KSPI DESAK PEMBAHASAN OMNIBUS LAW SEGERA
              DIHENTIKAN

              -  Jakarta-  Ratusan  buruh  melakukan  aksi  ke  DPR  RI  Senin,  (3/8/2020).  Aksi  ini  dilakukan
              sehubungan dengan adanya informasi jika Panja Baleg Omnibus Law RUU Cipta Kerja akan
              melanjutkan pembahasan RUU Cipta Kerja yang terkesan diam-diam dan dadakan.

              Menurut Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, aksi serupa juga
              akan diakukan secara bergelombang di berbagai provinsi, dan puncaknya adalah tanggal 14
              Agustus 2020 bersamaan dengan sidang Paripurna DPR RI yang akan diikuti puluhan ribu buruh.

              "KSPI menyesalkan dan mengutuk keras sikap Panja Baleg Omnibus Law RUU Cipta Kerja yang
              terkesan  melakukan  rapat  diam-diam  dan  dadakan,  yang  melanggar  undang  undang
              keterbukaan informasi yang menjadi hak publik" kata Said Iqbal, yang ditemui di depan pintu
              gedung  DPR/MPR  Senayan.Senin  (3/8/2020)    Ironisnya,  pembahasan  omnibus  law  tetap
              dilakukan meskipun DPR sedang reses, dengan berlindung "di ketiak" pimpinan DPR RI yang
              katanya sudah memberi izin.

              "Mereka, patut diduga, seperti sedang mengejar setoran dan ketakutan menghadapi rakyat dan
              kaum buruh yang sudah banyak menyampaikan penolakan," lanjutnya.

              "Kami bertanya-tanya. Ada kepentingan apa, sehingga para anggota Panja Baleg Omnibus Law
              tersebut ngebut membahas RUU yang banyak ditolak berbagai pihak ini? Padahal omnibus law
              menyangkut kepentingan rakyat dan akan berdampak 30 hingga 40 tahun ke depan bagi Bangsa
              Indonesia,  tetapi  justru  pembahasannya  dilakukan  dengan  terburu-buru  dan  diam-diam."
              Dalam hal ini, KSPI meminta agar omnibus law dihentikan pembahasannya. Selanjutnya, DPR
              bersama  pemerintah  fokus  pada  strategi  pencegahan  darurat  PHK yang  mengancam  jutaan
              buruh.  KSPI  menilai,  sampai  saat  ini  belum  melihat  ada  roadmap  (peta  jalan)  dari  Menteri
              Ketenagakerjaan dan Menko Perekonomian terkait strategi untuk mencegah darurat PHK massal
              akibat covid-19.

              Menurut  Said  Iqbal,  khusus  untuk  anggota  KSPI  di  sektor  tekstil  dan  garmen  saja,  selama
              pandemi ini sudah 96 ribu orang dirumahkan. Sebagian besar tidak mendapatkan upah penuh.
              Sedangkan yang di PHK sudah mencapai 100 ribuan orang yang tersebar di 57 perusahaan.
              Sedangkan yang masih dalam proses PHK dan saat ini sedang dalam perudingan dengan serikat
              pekerja terjadi di 15 perusahaan.

              Adapun permasalahan mendasar yang ditolak KSPI dari omnibus law yang merugikan buruh dan
              rakyat kecil adalah menghapus upah minimum yaitu UMK dan UMSK dan memberlakukan upah
              pe  rjam  di bawah  upah  minimum,  mengurangi nilai  pesangon  dengan  menghilangkan  uang
              penggantian hak dan mengurangi uang penghargaan masa kerja, penggunaan buruh outsorcing
              dan buruh kontrak seumur hidup untuk semua jenis pekerjaan, waktu kerja yang eksploitatif
              dan  menghapus  beberapa  jenis  hak  cuti  buruh  serta  menghapus  hak  upah  saat  cuti,
              mempermudah masuknya TKA buruh kasar di Indonesia tanpa izin tertulis menteri, mereduksi
              jaminan kesehatan dan pensiun buruh dengan sistem outsourcing seumur hidup, mudahnya
              PHK  sewenang  wenang  tanpa  izin  pengadilan  perburuhan,  menghapus  beberapa  hak
              perlindungan bagi pekerja perempuan, dan hilangnya beberapa sanksi pidana untuk pengusaha
              ketika tidak membayar upah minimum dan hak buruh lainnya..







                                                           116
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122