Page 47 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 AGUSTUS 2020
P. 47

SEMPURNAKAN RUU CIPTAKER, MENAKER MINTA DISNAKER BERSINERGI

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meminta jajaran Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) seluruh
              Indonesia melakukan kolaborasi dan sinergi dalam proses pembahasan Rancangan Undang-
              Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker). Menurutnya, hal itu diperlukan untuk memperkuat bahan
              rumusan penyempurnaan RUU Ciptaker klaster ketenagakerjaan yang akan disampaikan segera
              ke DPR.

              "Penguatan  koordinasi  pusat  dan  daerah  guna  mengatasi  permasalahan  yang  kemungkinan
              akan  timbul  saat  pembahasan  klaster  ketenagakerjaan  RUU  Ciptaker  dalam  Panja  DPR  RI
              maupun sesudahnya," ujar Ida dalam keterangan tertulis, Senin (3/8/2020).

              Ida menambahkan bentuk kolaborasi dan sinergi lainnya yaitu mengedepankan kekuatan dialog
              dalam menampung aspirasi stakeholder seperti memberikan pemahaman yang positif kepada
              stakeholder  mengenai RUU  Cipta  Kerja, khususnya  klaster  ketenagakerjaan.  Selain  itu,  juga
              berkoordinasi dengan instansi terkait di daerah masing-masing dan berkontribusi dalam aktivitas
              komunikasi publik terkait RUU Ciptaker klaster ketenagakerjaan.

              RUU  Ciptaker,  dikatakannya,  merupakan  upaya  pemerintah  dalam  memperluas  kesempatan
              kerja, meningkatkan perlindungan dan kelangsungan bekerja, serta meningkatkan perlindungan
              hak  dalam  hal  terjadi  PHK.  RUU  Ciptaker  dirancang  untuk  menjawab  kebutuhan  tantangan
              ketenagakerjaan terlebih di saat kondisi pandemi COVID-19.

              "RUU Ciptaker ini lebih progresif dalam memberikan perlindungan kepada pekerja. Bapak/Ibu
              juga perlu sampaikan ke stakeholder masing-masing, RUU Ciptaker ini sebuah jawaban atas
              tantangan  itu.  Pemerintah  menyadari  draf  RUU  perlu  penyempurnaan,  bahkan  Presiden
              memerintahkan kembali untuk mendengar aspirasi stakeholder," jelasnya.

              Menurutnya, RUU Ciptaker ini juga bukan hanya bertujuan untuk membuka kesempatan kerja
              bagi calon pekerja. Mereka yang eksis bekerja pun harus dipastikan pengembangannya. "Justru
              ketika kondisi pandemi COVID-19, semakin mendorong kita untuk menuntaskan RUU Ciptaker
              karena pengangguran yang sudah bisa kita tekan menjadi 6,8 juta," terangnya.

              Mengingat  jumlah  pengangguran  semakin  bertambah  hingga  3,5  juta,  maka  akan  menjadi
              pekerjaan  serius  bagi  pemerintah  dan  Disnaker  seluruh  Indonesia  dalam  penuntasan  RUU
              Ciptaker ini.

              "RUU Ciptaker ini menentukan relevansinya ketika kondisi sulit seperti ini. Salah satu contohnya
              bagaimana  memberikan  jaminan  bagi  mereka  yang  kehilangan  pekerjaan,  termasuk  bagi
              pekerja waktu tertentu atau pekerja kontrak," katanya.

              Ia menegaskan, dalam proses pembahasan RUU Ciptaker secara tripartit ditemukan dinamika
              yang  positif  yaitu  dialog  yang  berjalan  dinamis  dan  kondusif,  serta  banyak  masukan  yang
              bersifat  konstruktif.  Semua  materi  telah  selesai  dibahas  dengan  hasil  pembahasan  yaitu
              beberapa  materi  yang  tercapai  kesepahaman  bersama  dan  terdapat  materi  yang  mendapat
              masukan sesuai pandangan masing-masing unsur.

              "Juga  disepakati  bahwa  penyusunan  peraturan  pelaksanaan  RUU  Ciptaker  akan  segera
              dilaksanakan dengan mengikutsertakan unsur pengusaha dan unsur SP/SB, serta pihak-pihak
              terkait lainnya," tuturnya.

              Ida  mengungkapkan  dari  hasil  pembahasan  secara  tripartit,  RUU  Ciptaker  mengandung  10
              pokok  hasil  pembahasan  di  klaster ketenagakerjaan.  Materi-materi  itu  adalah  materi  bagian
              umum, materi TKA, materi PKWT, materi alih daya, materi waktu kerja dan istirahat, materi
                                                           46
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52