Page 73 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 OKTOBER 2020
P. 73

PARA kelompok aktivis buruh diminta memberi perhatian pada pembahasan Rencana Peraturan
              Pemerintah (RPP) yang merupakan aturan turunan UU Cipta Kerja yang baru saja disahkan. Hal
              ini dinilai lebih membawa manfaat bagi buruh dibandingkan terus melakukan aksi demonstrasi
              di lapangan.



              BURUH DIMINTA IKUT AKTIF MEMBAHAS RPP UU CIPTA KERJA

              PARA kelompok aktivis buruh diminta memberi perhatian pada pembahasan Rencana Peraturan
              Pemerintah (RPP) yang merupakan aturan turunan UU Cipta Kerja yang baru saja disahkan. Hal
              ini dinilai lebih membawa manfaat bagi buruh dibandingkan terus melakukan aksi demonstrasi
              di lapangan.

              "Sebenarnya kita juga menyayangkan, aksi ini ujung dan tujuannya apa, karena jadi bias. Bicara
              hak buruh sebenarnya sudah diakomodir. Maka kami sebagai bagian dari kelompok aktivis buruh
              mengajak rekan-rekan kami yang lain untuk saatnya kita fokus pada pembahasan RPP. Karena
              UU ini akan terus berjalan dan kita harus ikut aktif dalam pembahasaan aturan turunannya,"
              kata Arnod Sihite Wakil Sekjen Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Pimpinan
              Yoris Raweyai, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (22/10).

              Dijelaskan dia bahwa saat ini di bawah koordinasi Kementerian Tenaga Kerja, pihaknya sudah
              mulai  membahas  Rencana  Peraturan  Pemerintah  (RPP)  terkait  hubungan  kerja,waktu  kerja
              waktu  istirahat dan  pemutusan  hubungan kerja,  pengupahan,  TKA, dan  Jaminan  Kehilangan
              Pekerjaan.

              "Kami yang sejak awal ikut mengawal UU ini tentu tahu betul bagaimana proses negosiasinya
              dan ini tentu tidak mudah mempertemukan segala kepentingan baik dari kami sebagai buruh,
              maupun pengusaha dan pemerintah, tapi ini yang terbaik. Sekarang kita focus pada pembahasan
              RPP dan lebih baik energi kita habiskan untuk ini daripada kita terus demo yang justru banyak
              merugikan kepentingan nasional, sebab jujur saja aksi-aksi sekarang sangat bias, entah apa
              tujuannya," sambung Arnod.

              Dia  menegaskan  dari  banyak  substansi  yang  dipersoalkan  para  buruh  sebenarnya  bisa
              dibicarakan pada tingkat pembahasan aturan turunannya.
              "Katakan soal besaran pesangon yang turun dari 32 kali jadi 25 kali, toh dalam UU yang baru
              ditegaskan bahwa ada jaminan kehilangan pekerjaan jika seseorang di-PHK. Ini hal baru yang
              tidak ada dalam UU sebelumnya. Jadi meski dia kehilangan pekerjaan, tetapi dia bisa mendapat
              BLT, akses lapangan kerja, berhak mendapat latihan kerja di saat pekerja kehilangan pekerjaan.
              Jadi ini masalahnya di mana?" ungkapnya sambil menegaskan bahwa banyak rekan-rekan aktivis
              buruh yang sebenarnya termakan hasutan dan provokasi terkait UU Cipta Kerja ini.

              Indonesia, kata dia sudah masuk ke jurang resesi dan adalah tugas semua pihak termasuk buruh
              untuk mengatasi situasi yang ada sehingga tidak makin memburuk.

              "Maka tentu saja ekosistem ekonominya kita harus jaga bersama. Jika demo terus berjalan, maka
              bagaimana  nasib para  pekerja  lain  yang  tetap  ingin  bekerja?  Bagaimana  jaminan  keamanan
              berusaha?  Ini  dalam  situasi  ekonomi  terpuruk  seperti  saat  ini  tentu  kita  harus  bijak  untuk
              memikirkan  kepentingan  bersama  nasional  yang  lebih  besar.  Karena  kitalah  yang
              bertanggungjawab untuk mengatasi situasi sulit ini," tukasnya.

              UU Cipta Kerja kata dia memberikan ekosistem baru bagi dunia usaha yang tentu berdampak
              bagi penyerapan tenaga kerja di Indonesia.




                                                           72
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78