Page 127 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 NOVEMBER 2020
P. 127
TRIWULAN III, EKONOMI MEMBAIK TAPI PENGANGGURAN BERTAMBAH
Program pemulihan ekonomi nasional sudah mulai menampakkan hasilnya di triwulan III 2020.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang merosot tajam ke minus 5,32 persen di triwulan II,
membaik di triwulan III dengan pertumbuhan ekonomi menjadi minus 3,49 persen (YoY). Meski
masih mengalami kontraksi, setidaknya kontraksi yang lebih dalam dapat dicegah.
"Kita sudah melewati masa terburuk di triwulan kedua. Di triwulan ketiga, perekonomian
mengalami pembalikan atau turning point ke arah zona positif," kata Menteri Keuangan Sri
Mulyani dalam pernyataan persnya, Kamis (5/11/2020).
Menurut Menkeu, relisasi belanja negara meningkat tajam hingga 15,5 persen di triwulan III.
Belanja negara itu disalurkan untuk bantuan sosial, dukungan bagi dunia usaha, termasuk UMKM
yang menjadi pendorong pembaikan ekonomi. Kinerja dari sisi pengeluaran, secara umum
mengalami perbaikan di di triwulan ketiga. Antara lain konsumsi pemerintah yang triwulan
sebelumnya tumbuh negatif 6,9 persen, di triwulan ketiga ini tumbuh positif 9,8 persen. Indeks
Penjualan Riil tumbuh dari -18,2 persen menjadi -9,6 persen. Kinerja ekspor dari -11,7 tumbuh
membaik menjadi -10,8 persen. Sedangkan kinerja impor masih mengalami penurunan dari -17
persen menjadi -21,9 persen. Konsumsi rumah membaik, dari -5,5 persen menjadi -4 persen.
"Ke depan, pemerintah akan terus melakukan berbagai upaya mempercepat Pemulihan Ekonomi
Nasional. Terutama mempercepat belanja pemerintah daerah yang baru mencapai 53,3 persen,"
tukas Menkeu.
Penanganan di bidang kesehatan, lanjut Menkeu juga terus dilakukan dengan melakukan 3T
yaitu Testing, Tracing dan Treatment. Termasuk menyiapkan penggunaan vaksin. Menkeu juga
meminta masyarakat untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan mengenakan
masker, cuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak, untuk mencegah penularan dan memcegah
kemungkinan terjadinya gelombang kedua wabah Covid 19 seperti yang terjadi di sejumlah
negara Eropa. "Kita berharap pembalikan ekonomi akan berlanjut di triwulan keempat, dan kita
harus benar-benar memanfaatkan momentum perbaikan ekonomi di triwulan ketiga ini untuk
pemulihan ekonomi di tahun 2021 nanti," tandas Menkeu.
Namun di tengah optimisme pertumbuhan ekonomi yang membaik, pemerintah menghadapi
tantangan berupa semaki meningkatnya jumlah pengangguran sebagai dampak wabah Covid
19. Laporan ketenagakerjaan BPS menunjukkan terjadi penambahan pengangguran hampir 2,7
juta orang, sehingga jumlah pengangguran sekarang sebanyak 9,7 juta orang. Belum lagi ada
para pekerja yang mengalami pengurangan jam kerja.vEkonom INDEF Abra Talattov
mengatakan, pekerja yang mengalami pengurangan jam kerja akan mempengaruhi daya beli
mereka, yang akhirnya akan berdampak pada tingkat konsumsi rumah tangga.
"Karenanya harus ada dukungan pemerintah, bisa berupa bantuan tunai seperti program subsidi
gaji yang diberikan bagi pekerja berpenghasilan dibawah 5 juta. Namun cakupannya harus lebih
luas, tidak hanya yang terdaftar sebagai peserta BPJS," jelas Abra. Abra juga mengatakan,
supaya pertumbuhan ekonomi yang sudah membaik ini berlanjut di triwulan keempat,
pemerintah harus memberikan perhatian serius menangani penambahan pengangguran dan
mempercepat realisasi anggaran untuk pemulihan ekonomi nasional. "Karena kuncinya ada di
triwulan keempat, untuk menentukan apakah di tahun 2021 nanti perekonomian Indoenesia
dapat bangkit kembali," pungkas Abra. ().
126