Page 138 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 NOVEMBER 2020
P. 138

EKONOM SEBUT INVESTASI INDUSTRI JASA SEBABKAN RENDAHNYA LAPANGAN
              KERJA

              Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Heri Firdaus
              menyebutkan bahwa besarnya investasi industri jasa, baik dari asing maupun domestik, menjadi
              salah satu penyebab rendahnya penyerapan tenaga kerja atau penciptaan lapangan kerja.

              Berdasarkan data BKPM, Heri mencatat bahwa porsi investasi di sektor jasa yang merupakan
              padat modal, tercatat tumbuh signifikan, yakni dari 39,3 persen pada 2015 menjadi 67,7 persen
              pada periode Januari--September 2020.

              Sementara itu, investasi pada industri pengolahan atau manufaktur yang merupakan padat karya
              dan menjadi sektor andalan untuk menyerap tenaga kerja lebih banyak, terlihat menciut, yakni
              dari 43,3 persen pada 2015 menjadi hanya 20,1 persen pada 2020.

              Ada pun berdasarkan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 30-33 persen terhadap
              PDB, Indonesia menempati peringkat terbesar di Asia Tenggara dari sisi PMTB.

              Selain  itu,  tren  investasi  langsung,  baik  asing  (FDI)  maupun  domestik  (DDI)  mengalami
              peningkatan, hanya saja tidak sejalan dengan penyerapan tenaga kerja yang dihasilkan.

              "Investasinya meningkat tapi semakin kurang berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja. Ini
              lah yang harus dijawab oleh Undang -Undang Cipta Kerja," kata dia.

              Berdasarkan data BPS, perkembangan pengangguran meningkat sebesar 7,07 persen menjadi
              9,77 juta orang pada 2020, dari tahun sebelumnya yang sebanyak 7,10 juta orang.

              Jumlah proporsi pekerja sektor informal juga tercatat meningkat dari 55,88 persen tahun 2019,
              menjadi  60,47  persen  tahun  2020  terhadap  pekerja  formal.  Jika  pandemi  COVID-19
              berkepanjangan, tenaga kerja informal akan semakin bertambah mengingat golongan tersebut
              lebih rentan terhadap gejolak ekonomi.

              Akibat pandemi pula, tingkat setengah pengangguran juga meningkat signifikan dari 6,4 persen
              pada 2019 menjadi 10,19 persen pada 2020.

              "Artinya  pemerintah  saat  ini  bukan  hanya  mengurangi  pengangguran,  tapi  juga  bagaimana
              mengurangi  setengah  manganggur  ini  tidak  menganggur  lagi,  atau  yang  jam  kerjanya
              berkurang, kembali normal," kata Ahmad Heri.




















                                                           137
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143