Page 137 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 NOVEMBER 2020
P. 137

Judul               Ekonom sebut investasi industri jasa sebabkan rendahnya lapangan
                                    kerja
                Nama Media          antaranews.com

                Newstrend           Angkatan Kerja
                Halaman/URL         https://www.antaranews.com/berita/1823872/ekonom-sebut-investasi-
                                    industri-jasa-sebabkan-rendahnya-lapangan-kerja

                Jurnalis            Mentari Dwi Gayati
                Tanggal             2020-11-05 22:52:00
                Ukuran              0

                Warna               Warna
                AD Value            Rp 17.500.000

                News Value          Rp 52.500.000
                Kategori            Ditjen Binapenta

                Layanan             Korporasi
                Sentimen            Negatif



              Narasumber

              neutral - Ahmad Heri Firdaus (Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance
              (INDEF)) Investasinya meningkat tapi semakin kurang berdampak terhadap penyerapan tenaga
              kerja. Ini lah yang harus dijawab oleh Undang -Undang Cipta Kerja

              negative - Ahmad Heri Firdaus (Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance
              (INDEF))  Artinya  pemerintah  saat  ini  bukan  hanya  mengurangi  pengangguran,  tapi  juga
              bagaimana  mengurangi  setengah  manganggur  ini  tidak  menganggur  lagi,  atau  yang  jam
              kerjanya berkurang, kembali normal



              Ringkasan


              Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Heri Firdaus
              menyebutkan bahwa besarnya investasi industri jasa, baik dari asing maupun domestik, menjadi
              salah satu penyebab rendahnya penyerapan tenaga kerja atau penciptaan lapangan kerja.

              Berdasarkan data BKPM, Heri mencatat bahwa porsi investasi di sektor jasa yang merupakan
              padat modal, tercatat tumbuh signifikan, yakni dari 39,3 persen pada 2015 menjadi 67,7 persen
              pada periode Januari--September 2020.









                                                           136
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142