Page 176 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 176

Menurut  Airlangga,  UU  Cipta  Kerja  dapat  membawa  Indonesia  keluar  dari  jebakan  negara
              berpenghasilan menengah  (middle income trap).
              "Apalagi Indonesia memiliki bonus demografi. UU Cipta Kerja dibentuk dengan mengutamakan
              kepentingan rakyat, yang butuh kepastian dalam bekerja," kata Airlangga.

              UU Cipta Kerja, kata dia, diharapkan dapat menggerakkan rakyat untuk membuka usaha sendiri,
              dengan memanfaatkan fasilitas diberikan pemerintah bagi pelaku usaha mikro dan kecil.

              Selain itu, masyarakat juga diharapkan dapat membuka usaha baru dengan lebih mudah, karena
              perizinan bagi UMK sekarang sudah dipermudah oleh pemerintah.

              UU Cipta Kerja juga mendukung upaya pemerintah dalam pemberantasan korupsi yang telah
              menyederhanakan dan memotong model perizinan yang berbelit sehingga praktik pungli atau
              pungutan liar dapat dihilangkan.
              Airlangga menyoroti klaster ketenagakerjaan yang banyak menjadi perbincangan di masyarakat,
              terutama terkait isu / hoaks yang terlalu banyak beredar sehingga menimbulkan persepsi yang
              salah dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

              "Kami tegaskan bahwa di UU Cipta Kerja, upah minimum tidak dihapuskan. Upah ditetapkan
              dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi atau inflasi, sehingga upah tidak akan turun.
              UU Cipta Kerja bahkan mengatur upah pekerja harus lebih tinggi dari upah minimum," kata dia.

              Dalam  UU  Cipta  Kerja  tersebut,  besaran  pesangon  diatur  sehingga  pekerja  mendapatkan
              kepastian pembayaran pesangon dan mendapat tambahan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).

              Kemudian  juga  mengatur  agar  pekerja  yang  terkena  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)
              mendapatkan  manfaat  lain  berupa  peningkatan  kompetensi  (upskilling)  serta  akses  pada
              kesempatan kerja yang baru.

              Terkait waktu kerja yang eksploitatif, jumlah jam kerja sama seperti UU Ketenagakerjaan. Selain
              itu, UU Cipta Kerja juga tidak menghapuskan hak cuti haid dan cuti melahirkan.

              Kemudian  pekerja    "outsourcing"  t    etap  mendapatkan  jaminan  perlindungan  upah  dan
              kesejahteraan. Hak pekerja juga harus tetap dilindungi apabila terjadi pergantian perusahaan
              outsourcing.
              Terkait isu tenaga kerja asing (TKA) bebas masuk ke Indonesia juga dijelaskan dalam UU Cipta
              Kerja yaitu mengatur tenaga kerja asing yang dapat bekerja di Indonesia hanya untuk jabatan
              tertentu, waktu tertentu dan harus punya kompetensi tertentu.

              Kemudian, perusahaan yang memperkerjakan TKA wajib memiliki Rencana Penggunaan Tenaga
              Kerja Asing (RPTKA).

              Airlangga menegaskan bahwa UU Cipta Kerja ini lebih mengutamakan kepentingan masyarakat,
              dengan memberikan berbagai macam kemudahan bagi pelaku usaha mikro dan kecil, terutama
              untuk mengembangkan usahanya.


              UU Cipta Kerja memberikan kemudahan perizinan tunggal bagi UMK melalui pendaftaran, dan
              memberikan insentif fiskal dan pembiayaan untuk pengembangan dan pemberdayaan UMKM.

              Pemerintah (Pusat dan Daerah) dan BUMN maupun BUMD wajib mengalokasikan penyediaan
              tempat promosi, tempat usaha atau pengembangan UMK pada infrastruktur publik (Terminal,
              Bandara, Pelabuhan, Stasiun, Rest Area Jalan Tol dan infrastruktur publik lainnya).




                                                           175
   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181