Page 174 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 174

Harianto menjelaskan, 12 hoaks yang sedang berkembang di masyarakat terkait Omnibus Law
              Cipta Kerja yang baru saja disahkan DPR RI tersebut, yakni hilangnya pesangon, dihapusnya
              upah minimum, upah dihitung perjam, hak cuti hilang dan tidak ada kompensasi,  outsourcing
              berlaku seumur hidup, tidak ada status karyawan tetap, perusahaan bisa mem-PHK kapan saja
              secara sepihak, jaminan sosial dan kesejahteraan hilang, semua karyawan berstatus tenaga kerja
              harian, tenaga kerja asing bebas masuk, buruh dilarang protes (ancaman PHK), libur hari raya
              hanya tanggal merah dan tidak ada penambahan.

              "Dibilang pesangon tidak ada, upah diturunkan, ini  kan  sudah tidak benar, tidak ada satupun
              dari 12 hoaks itu yang benar," tegas Harianto di Medan, Rabu (7/10/2020).

              Ia meminta masyarakat bersabar dan tidak bereaksi berlebihan sebelum semuanya jelas, karena
              setiap  undang-undang  baru  akan  diatur  dalam  Peraturan  Pemerintah  yang  mengatur  secara
              teknis dan detil.

              "Jadi bersabar saja, jangan pula ikut-ikutkan memanaskan suasana padahal tidak tahu isi dari
              Omnibus Law itu sendiri," kata Harianto.

              Dijelaskannya, untuk pesangon tetap dibayar maksimal 25 kali gaji dengan skema pembayaran
              19 kali oleh perusahaan, enam kali oleh pemerintah. Masalah pesangon ini diatur pada Pasal 156
              UU Cipta Kerja.
              Begitu juga dengan Upah Minimum Provinsi (UMP), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), Upah
              Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) dan Upah Minimum Sektoral Kabupaten/kota (UMSK). Pasal
              88C ayat 1 UU Cipta Kerja tertulis Gubernur wajib menetapkan upah minimum provinsi dan pasal
              dua menyebutkan Gubernur dapat menetapkan upah minimum kabupaten/kota dengan syarat
              tertentu.

              Begitu juga dengan isu upah dihitung perjam, padahal di UU Cipta Kerja tetap menggunakan
              upah minimum. Mengenai hilangnya hak cuti, pada pasal 79 ayat (5) menyebutkan perusahaan
              dapat memberikan istirahat panjang yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan
              atau perjanjian kerja sama.

              Sedangkan  Undang-Undang  Nomor  13  Tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan  mengatur  cuti
              panjang diberikan 1 bulan pada tahun ke-7 dan 1 bulan pada tahun ke-8.
              "Jadi sekali lagi kami tegaskan, bahwa informasi hoaks tentang Omnibus Law Cipta Kerja yang
              berkembang di masyarakat itu sama sekali tidak benar," tegasnya.



























                                                           173
   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179