Page 212 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 212

dengan penyerapan tenaga kerja 97%. Bila pelaku UMKM bisa menjalankan usaha dengan baik
              maka kemampuan UMKM untuk menyerap lapangan kerja akan semakin besar.


              PELAKU UMKM MASIH HADAPI KESULITAN SAAT MEMULAI BISNIS

              JAKARTA,  - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengungkapkan
              selama ini pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kesulitan saat akan memulai usaha.
              Hal  ini  mempengaruhi  pertumbuhan  UMKM.  Padahal  99%  pelaku  usaha  di  Indonesia  adalah
              UMKM dengan penyerapan tenaga kerja 97%. Bila pelaku UMKM bisa menjalankan usaha dengan
              baik maka kemampuan UMKM untuk menyerap lapangan kerja akan semakin besar.

              "Selama  ini  UMKM  disamaratakan  dengan  usaha  besar  sehingga  kesulitan  dalam  mengurus
              perizinan sekarang dipermudah hanya dalam bentuk pendaftaran," ucap Teten Masduki dalam
              konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Rabu (7/10).

              Melalui UU ini pemerintah juga memfasilitasi agar pelaku UMKM bisa bermitra dengan pelaku
              usaha besar. Hal ini berkaca dari negara lain dimana UMKM bisa bermitar dengan usaha besar.
              Sehingga  UMKM  tersebut  bisa  tumbuh  bahkan  bisa  menjadi  usaha  formal.  Dimana  sistem
              produksinya  terintegrasi  dengan  usaha  besar  sebagai  supplier  bahan  baku,  supplier  barang
              setengah jadi,  spare part  dan lain sebagainya.

              "Lalu yang paling penting juga yaitu pengelolaan terpadu usaha UMKM melalui Sinergi dengan
              pemangku kepentingan. Saya kira ini akan mempermudah  one gate policy  , untuk percepatan
              pengembangan UMKM," ucap Teten.

              Ia  mengatakan  pemerintah  juga  memberikan  insentif  fiskal  dan  pembiayaan  untuk
              pengembangan dan pemberdayaan UMKM. Pemerintah juga memprioritaskan penggunaan dana
              alokasi khusus untuk mendanai kegiatan pengembangan dan pemberdayaan UMKM.

              "Pemberian fasilitas bantuan dan perlindungan hukum. Ini juga hal yang penting karena rata-
              rata UMKM tidak sanggup membayar pengacara profesional. Jadi kita berikan bantuan," ucap
              Mantan Kepala Staf Presiden ini.

              Saat ini pemerintah juga mengupayakan agar belanja pengadaan barang dan jasa pemerintah
              diprioritaskan untuk menyerap produk UMKM. Dimana belanja baik oleh Kementerian/Lembaga
              (K/L) maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) difokuskna kepada produk UMKM. Pemerintah
              juga memberikan fasilitas tempat usaha bagi UMKM, seperti misalnya di  rest area  , stasiun, dan
              terminal angkutan pelabuhan, bandara, dan lain-lain. Fasilitas tempat usaha diberikan agar UMK
              dapat melakukan promosi dan penjualan produk UMKM.

              "Ini luar biasa karena bagi UMKM menyewa tempat tempat strategis untuk berjualan itu sesuatu
              kemewahan. Ini yang kita sekarang berikan, ruang bagi UMKM yang sangat besar untuk bisa
              berjualan di tempat-tempat strategis," ucap Teten.

              Dalam kesempatan sama, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan dalam UU Cipta
              Kerja juga mengatur tentang ketentuan pengupahan bagi UMKM. Sektor UMKM diharapkan juga
              memperluas kesempatan bagi angkatan kerja.

              "Sekali lagi kita harus berpikir, memberikan perlindungan itu tidak hanya pada pekerja formal
              saja, juga harus memastikan perlindungan bagi pekerja sektor UMKM," ucapnya  Adapun Menteri
              Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Yasonna H. Laoly mengatakan RUU Cipta Kerja menjadi
              suatu terobosan kreatif yang sangat baik bagi kemudahan berusaha memudahkan perizinan.
              Khusuusnya untuk pelaku UMKM  "Pelaku UMKM dan perseorangan dapat mendirikan PT. Bila


                                                           211
   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217