Page 267 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 267

AIRLANGGA JAWAB HOAKS SOAL OMNIBUS LAW BAB KETENAGAKERJAAN

              Jakarta  -  Menteri  Koordinator  Bidang  Perekonomian    Airlangga  Hartarto    menilai  sejumlah
              informasi yang beredar di masyarakat mengenai klaster ketenagakerjaan pada  Omnibus Law
              Cipta Kerja (  Ciptaker  ) adalah hoaks.

              "Ada beberapa hal isu pokok yang beredar di masyarakat, pertama banyak hoaks yang beredar
              tentang  ketenagakerjaan,"  ujarnya  dalam  konferensi  pers  virtual  terkait  UU  Omnibus  Law
              Ciptaker, Rabu (7/10).

              Pertama  , ia menegaskan jika Om Ciptaker tidak menghapuskan ketentuan upah minimum.
              Menurutnya, upah minimum tetap diberikan dengan pertimbangan pertumbuhan ekonomi dan
              inflasi.

              "Saya tegaskan upah minimum tidak dihapuskan, tapi tetap mempertimbangkan pertumbuhan
              ekonomi dan inflasi. Dan  salary  (gaji) yang diterima tidak turun," ujarnya.

              Kedua  , ia juga memastikan jika Omnibus Law Ciptaker tetap mengatur mengenai pemberian
              pesangon. Bahkan, pemerintah memberikan manfaat baru bagi pekerja melalui UU Ciptaker,
              yakni Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).

              "Jika terjadi PHK ada manfaat berupa peningkatan kompetensi atau upskilling, serta diberikan
              akses pada pekerjaan baru," jelasnya.

              Ketiga  , UU Ciptaker tetap mengatur mengenai waktu kerja, waktu istirahat, dan cuti termausk
              cuti  haid,  hamil,  melahirkan  dan  menyusui,  sebagaimana  yang  tercantum  dalam  UU
              Ketenagakerjaan. Pemberi kerja juga tetap wajib memberikan waktu ibadah kepada pekerja.

              "Sementara yang sifatnya tertentu dan membutuhkan fleksibilitas seperti  e-commerce  itu diatur
              sesuai dengan Pasal 77," imbuhnya.

              Keempat    ,  UU  Ciptaker  tetap  memberikan  perlindungan  kepada  pekerja  alih  daya  atau
              outsourcing  .

              Kelima  , UU Ciptaker tetap mengatur masuknya Tenaga Kerja Asing (TKA).

              "Untuk  TKA  tentu  yang  diatur  mereka  yang  dibutuhkan  untuk  perawatan,    maintenance    ,
              ataupun  tenaga  peneliti  yang  melakukan  kerjasama  ataupun  mereka  yang  datang  sebagai
              buyer," ujarnya.

              Dalam kesempatan yang sama, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menilai jika informasi
              yang disampaikan mengenai kluster ketenagakerjaan dipelintir.

              "Beberapa hal yang terjadi pemelintiran untuk klaster ketenagakerjaan," katanya.

              Ia menegaskan jika UU Ciptaker tetap mengatur perlindungan bagi pekerja kontrak atau PKWT.
              Sebaliknya, ia menegaskan jika UU Ciptaker menambah perlindungan bagi pekerja PKWT yang
              sebelumnya tidak dicantumkan pada UU Ketenagakerjaan, berupa kompensasi jika kontraknya
              berakhir.

              "Ada tambahan baru yang tidak dikenal dalam UU 13/2003 yaitu justru memberikan perlindungan
              kepada  pekerja  PKWT  yaitu  adanya  kompensasi  pekerja  atau  buruh  pada  saat  berakhirnya
              PKWT," tuturnya.

              Sepakat dengan Airlangga, ia menegaskan jika UU Ciptaker tetap mempertahankan ketentuan
              perlindungan bagi tenaga outsourcing. Bahkan, UU Ciptaker memasukkan prinsip pengalihan


                                                           266
   262   263   264   265   266   267   268   269   270   271   272