Page 295 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 295

"Kita sama sekali tidak meniadakan peran serikat pekerja, serikat buruh dalam mengadvokasi
              anggotanya  ketika  mengalami  persoalan  PHK  dengan  pengusahanya,"  tegas  Menteri  Tenaga
              Kerja Ida Fauziyah dalam konferensi pers UU Cipta Kerja, Rabu (7/10/2020).

              Ida pun membantah, UU ini memangkas ketentuan persyaratan dan tata cara PHK. Pasalnya,
              ketentuan dan syarat tata cara PHK tetap diatur sebagaimana Undang-Undang 13 Tahun 2003
              tentang Ketenagakerjaan.

              Bahkan,    UU  Cipta  Kerja    justru  semakin  mempertegas  pengaturan  mengenai  upah  proses
              sebagai pekerja atau buruh selama PHK masih dalam proses penyelesaian perselisihan hubungan
              industrial,  sampai  adanya  putusan  pengadilan  yang  berkekuatan  hukum  tetap.  Ini  juga
              sebagaimana ketentuan Mahkamah Konstitusi tahun 2011 ketika PHK masih ada dalam proses,
              maka buruh masih mendapatkan upah dan ini ditegaskan di UU Cipta Kerja.

              Ida  menambahkan,  UU  Cipta  Kerja  juga  tidak  menghapus  ketentuan  upah  minimum.  "Jadi
              banyak yang berkembang bahwa upah minimum dihapus. Jadi upah minimum ini tetap kita atur
              kemudian  ketentuannya  tetap  mengacu  Undang-undang  13  Tahun  2003  dan  PP  78  2015
              memang selanjutnya tetap diatur Peraturan Pemerintah," tegasnya.

              Nantinya,  di  dalam  Peraturan  Pemerintah  (PP)  ini  akan  mengatur  lebih  detail  formula  upah.
              "Terdapat  penegasan  variabel  dan  formula  dalam  penetapan  upah  minimum  berdasarkan
              pertumbuhan ekonomi atau inflasi," imbuh dia.

              Ida  juga  menegaskan,  ketentuan  upah  minimum  kabupaten  atau  kota  juga  dipertahankan.
              Adapun,  yang  baru  dalam  undang-undang  ini  ialah  penghapusan  penangguhan  pembayaran
              upah minimum.

              Lebih lanjut, Ida mengaku dalam UU ini, banyak sekali terjadi distorsi informasi terutama yang
              menyangkut soal ketenagakerjaan. Oleh karena itu, dia pun sangat berharap agar masyarakat
              khususnya para pekerja untuk membaca secara utuh isi dari UU Cipta Kerja atau  Omnibus Law
              yang sudah disahkan melalui Paripurna DPR, Senin (5/10/2020) kemarin. Hal itu dikatakannya
              sangat penting untuk menjawab kesalahpahaman yang beredar di publik.

              Ida  pun  menyampaikan  tidaklah  benar  bahwa  ketentuan  sanksi  pidana  Ketenagakerjaan  itu
              dihapuskan. Sebab, ketentuan mengenai sanksi pidana Ketenagakerjaan semuanya dikembalikan
              seperti halnya dalam UU 13 Tahun 2003.

              "Dari beberapa hal tersebut, maka bisa diketahui bahwa banyak distorsi yang berkembang di
              masyarakat yang sesungguhnya jauh dari kenyataannya," tegas Ida.

              Sumber:BeritaSatu.com.






















                                                           294
   290   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300