Page 293 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 293

AIRLANGGA TEGASKAN UPAH MINIMUM TAK DIHAPUS OMNIBUS LAW

              Menteri  Koordinator  Bidang  Perekonomian  Airlangga  Hartarto  mengklaim  ketentuan    upah
              minimum  tidak dihapuskan dari Undang-undang (UU)  Omnibus Law  Cipta Kerja (  Ciptaker  ).
              Menurut Airlangga, isu beredar yang menyebutkan jika upah minimum dihapuskan adalah hoaks.

              "Banyak  hoaks  yang  beredar  tentang  ketenagakerjaan,  saya  tegaskan  upah  minimum  tidak
              dihapuskan, tapi tetap mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Dan  salary  (gaji)
              yang diterima tidak turun," ujar Airlangga dalam konferensi pers virtual terkait UU Ciptaker, Rabu
              (7/10).

              Dalam  kesempatan  yang  sama,  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  mengamini  jika  UU
              Ciptaker tidak menghapus ketentuan upah minimum. Pemberian upah minimum tetap mengacu
              pada UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang
              Pengupahan.

              "Jadi banyak yang berkembang bahwa upah minimum dihapus. Jadi upah minimum tetap diatur
              kemudian ketentuannya juga mengacu UU 13 Tahun 2003 dan PP 78 Tahun 2015, memang
              selanjutnya diatur PP, jadi formulanya lebih detailnya diatur PP," ucapnya.

              Ia menambahkan pemerintah juga tidak menghapuskan upah minimum kota/kabupaten (UMK).
              Ia menuturkan UU Ciptaker hanya mempertegas variabel dan formula dalam penetapan upah
              minimum, yakni berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

              "Selain itu ketentuan upah minimum kota/ kabupaten, juga tetap dipertahankan. Sekali lagi,
              upah minimum kabupaten/kota tetap dipertahankan," katanya.

              Sebaliknya,  ia  mengatakan  jika  UU  Ciptaker  meningkatkan  perlindungan  pengupahan.  Salah
              satunya, melalui penghapusan mengenai ketentuan penangguhan pembayaran upah minimum.
              "Jadi tidak bisa ditangguhkan, clear disebutkan dalam UU Ciptaker," ucapnya.

              Untuk diketahui, pemerintah mengubah dan menambah sejumlah ketentuan berkaitan dengan
              pengupahan dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Perubahan tersebut
              tertuang  dalam  UU  Cipta  Kerja  (Ciptaker)  yang  disahkan  oleh  DPR  dalam  rapat  paripurna
              kemarin, Senin (5/10).

              Sejumlah perubahan dalam pengupahan tersebut meliputi penghapusan ketentuan mengenai
              upah minimum provinsi atau kabupaten/kota (UMK) dan upah minimum berdasarkan sektor pada
              wilayah provinsi atau kabupaten/kota. Pengaturan tentang UMK dan upah minimum berdasarkan
              sektor itu sebelumnya tercantum dalam Pasal 89 dan Pasal 90 UU Ketenagakerjaan.

              Namun, melalui Pasal 81 poin 26 dan 27 UU Ciptaker, pemerintah menghapuskan ketentuan
              Pasal 89 dan Pasal 90.

              kabupaten/kota dengan syarat tertentu. Ketentuan ini diatur dalam Pasal 81 poin 25 UU Ciptaker,
              melalui selipan pasal 88C yang sebelumnya tidak ditemui dalam UU Ketenagakerjaan.

              Selanjutnya, masih dalam Pasal 88C pemerintah menyatakan jika syarat UMK tersebut meliputi
              pertumbuhan ekonomi dan inflasi pada kabupaten/kota yang bersangkutan. UMK dengan syarat
              itu harus lebih tinggi dari upah minimum provinsi.
              (ulf/sfr).





                                                           292
   288   289   290   291   292   293   294   295   296   297   298