Page 463 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 463

Ringkasan

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah  , menjawab tujuh isu krusial buruh yang ramai-ramai
              menolak  UU Cipta Kerja. Dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Selasa (6/10/2020),
              Ida memaparkan poin krusial seperti PWKT, PHK,  pesangon  , maupun hak cuti.



              MENAKER MENJAWAB TUNTUTAN BURUH YANG MENOLAK UU CIPTA KERJA

              Laporan  wartawan  Tribunnews.com,  Rina  Ayu    ,  JAKARTA    -  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida
              Fauziyah  , menjawab tujuh isu krusial buruh yang ramai-ramai menolak  UU Cipta Kerja  .

              Dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Selasa (6/10/2020), Ida memaparkan poin
              krusial seperti PWKT, PHK,  pesangon  , maupun hak cuti.

              "Terdapat prinsip-prinsip umum yang dipatuhi dalam penyusunan Klaster Ketenagakerjaan RUU
              Cipta  Kerja.  Penyusunan  ketentuan  klaster  ketenagakerjaan  memperhatikan  hasil  putusan
              Mahkamah Konstitusi atas uji materi UU 13/2003. Ketentuan mengenai sanksi ketenagakerjaan
              dikembalikan kepada UU 13/2003," ujar Ida.

              Ia  mengatakan,   RUU  Cipta  Kerja   tetap  mengatur  syarat-syarat  dan perlindungan  hak bagi
              pekerja/buruh PKWT yang menjadi dasar dalam penyusunan perjanjian kerja.
              "Disamping itu, RUU Cipta Kerja mengatur perlindungan tambahan berupa kompensasi kepada
              pekerja/buruh pada saat berakhirnya PKWT," kata dia.

              Selanjutnya, syarat-syarat dan perlindungan hak bagi pekerja/buruh dalam kegiatan Alih Daya
              (outsourcing) masih tetap dipertahankan.

              Bahkan    RUU  Cipta  Kerja    memasukkan  prinsip  pengalihan  perlindungan  hak-hak  bagi
              pekerja/buruh apabila terjadi pergantian Perusahaan Alih Daya. Hal ini sesuai dengan amanat
              putusan Mahkamah Konstitusi No. 27/PUU-IX/2011.

              "Dalam rangka pengawasan terhadap Perusahaan Alih Daya, RUU Cipta Kerja juga mengatur
              syarat-syarat perizinan terhadap perusahaan Alih Daya yang terintegrasi dalam sistem Online
              Single Submission (OSS)," terangnya.

              Kemudian, terkait ketentuan mengenai waktu kerja dan waktu istirahat tetap diatur seperti UU
              eksisting (UU 13/2003) dan menambah ketentuan baru mengenai pengaturan waktu kerja dan
              waktu istirahat pada sektor usaha dan pekerjaan tertentu.

              Hal  ini  untuk  mengakomodir  tuntutan  perlindungan  pekerja/buruh  pada  bentuk-bentuk
              hubungan kerja dan sektor tertentu yang di era ekonomi digital saat ini berkembang secara
              dinamis.
              Lalu,  ujar  Ida,    RUU  Cipta  Kerja    tetap  mengatur  hak-hak  dan  perlindungan  upah  bagi
              pekerja/buruh  sebagaimana  peraturan  perundang-undangan  eksisting  (UU  13/2003  dan  PP
              78/2015) dan selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah yang baru.

              Dalam poin UMK ia mengatakan, terdapat penegasan  "Dengan adanya kejelasan dalam konsep
              penetapan Upah Minimum dimaksud, maka  RUU Cipta Kerja  menghapus ketentuan mengenai
              penangguhan pembayaran Upah Minimum," jelas politis PKB ini.

              Ida pun menerangkan, dalam rangka memperkuat perlindungan upah bagi pekerja/buruh serta
              meningkatkan pertumbuhan sektor Usaha Mikro dan Kecil, maka  RUU Cipta Kerja  mengatur
              ketentuan pengupahan bagi sektor Usaha Mikro dan Kecil.

                                                           462
   458   459   460   461   462   463   464   465   466   467   468