Page 458 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 458

Ringkasan

              Country Manager Jobstreet Indonesia, Faridah Lim mencatat sebanyak 54 persen  pekerja  di
              Indonesia mengalami dampak signifikan akibat pandemi Covid-19. Dari jumlah itu, sebanyak 35
              persen diberhentikan secara permanen, dan 19 persen sisanya dirumahkan sementara.



              SURVEI JOBSTREET: 35 PERSEN PEKERJA RI KENA PHK, PALING BANYAK DI
              SEKTOR HOSPITALITY
              Jakarta  -  Country  Manager  Jobstreet  Indonesia,  Faridah  Lim  mencatat  sebanyak  54  persen
              pekerja  di Indonesia mengalami dampak signifikan akibat pandemi Covid-19. Dari jumlah itu,
              sebanyak  35  persen  diberhentikan  secara  permanen,  dan  19  persen  sisanya  dirumahkan
              sementara.
              "Itu adalah data yang kita dapatkan bahwa valid terjadinya pemutusan hubungan kerja dari
              dunia usaha pada dunia kerja," kata dia dalam video conference di Jakarta, Rabu (6/10).

              Adapun  pekerja  yang paling terkena dampaknya dalam hal pemberhentian kerja permanen
              atau sementara yakni di sektor hospitality atau catering yang mencapai 85 persen. Kemudian
              diikuti oleh pariwisata dan travel yakni 82 persen.

              Selanjutnya,  industri  pakaian,  garmen,  textile  juga  mengalami  dampak  besar  terhadap
              pemberhentian pekerja atau sementara yakni hampir sebesar 71 persen. Juga industri makanan
              dan minuman ini juga terdampak cukup signifikan mencapai 69 persen, kemudian arsitektur
              bangunan 64 persen.

              "Mungkin sedikit data di bawah profile siapa sih  pekerja  yang paling dominan terdampak adalah
              yang mereka sedang tidak bekerja full time itu mencapai 67 persen. dan sisi penghasilan juga
              kita bisa lihat bahwa yang paling tinggi terdampak adalah yang penghasilan dibawah Rp2,5 juta
              itu mencapai 74 persen," sambung dia.

              Reporter:  Dwi  Aditya  Putra    Sumber:  Merdeka.com    Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah
              menyebut, terlalu dini untuk menilai jika UU Cipta Kerja akan membuat buruh rentan terkena
              PHK. Sebab, dia menilai semangat undang-undang anyar ini justru telah banyak mengakomodir
              kepentingan buruh.

              "Sangat prematur apabila secara tergesa-gesa kita menyimpulkan bahwa UU Cipta Kerja akan
              rentan terhadap PHK pekerja/buruh. Padahal semangat yang dibangun dalam RUU Cipta Kerja
              ini justru untuk memperluas penyediaan lapangan kerja dan meningkatkan kualitas perlindungan
              bagi pekerja/buruh, utamanya perlindungan bagi pekerja/buruh yang mengalami PHK melalui
              program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP)," tegas Ida di Jakarta, Selasa (6/10).
              Lebih jauh, Ida juga menanggapi polemik yang terjadi pada tataran masyarakat atas penolakan
              pengesahan  Undang-Undang  (UU)  Cipta  Kerja.  Menurutnya,  ada  dua  cara  yang  akan  di
              maksimalkan pemerintah untuk meyakinkan masyarakat agar legowo menerima kehadiran UU
              kontroversial itu.

              "Bagaimana meyakinkan para buruh untuk menerima RUU Cipta Kerja agar tujuan utama RUU
              memulihkan ekonomi tercapai?. Terdapat 2 (dua) hal penting yang dilakukan oleh Pemerintah,"
              jelasnya.
              Petama,  mengintensifkan  dialog  dengan  pemangku  berbagai  pemangku  kepentingan.
              "Utamanya unsur pekerja/buruh dan pengusaha dengan dibantu jejaring kementerian/lembaga



                                                           457
   453   454   455   456   457   458   459   460   461   462   463