Page 454 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 454

Menteri  Ketenagakerjaan,  Ida  Fauziah,  tak  menjelaskan  secara  spesifik  apakah  batasan
              pekerjaan  outsourcing  masih dibatasi atau diperluas dalam UU Cipta Kerja.
              Dalam penjelasannya terkait revisi pasal  Outsourcing  di UU Cipta Kerja, Ida hanya mengatakan
              kalau perubahan terjadi pada prinsip pengalihan perlindungan.

              "Syarat-syarat dan perlindungan hak bagi pekerja dalam kegiatan alih daya atau outsourcing
              masih  tetap  dipertahankan.  Bahkan  dalam  kegiatan  alih  daya  UU  ini  memasukkan  prinsip
              pengalihan perlindingan hak bagi pekerja apabilaa terjadi pergantian perusahaan alih daya," kata
              Ida dalam keterangan resminya, Rabu (7/10/2020).

              Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI),  Said  Iqbal,  mengungkapkan  dalam
              Omnibus Law ada semacam fleksibilitas pasar kerja.

              Dia menilai, istilah ini dapat diartikan tidak adanya kepastian kerja dan pengangkatan karyawan
              tetap (PKWTT).

              "Jika  di  UU  Nomor  13  Tahun  2003    outsourcing    hanya  dibatasi  pada  5  jenis  pekerjaan,
              nampaknya ke depan semua jenis pekerjaan bisa di-  outsourcing  -kan. Jika ini terjadi, masa
              depan buruh tidak jelas. Sudahlah hubungan kerjanya fleksibel yang artinya sangat mudah di
              PHK,  tidak  ada  lagi  upah  minimum,  dan  pesangon  dihapuskan,"  sebut  Iqbal  dalam
              keterangannya.

              Jika di dalam Pasal 66 UU Nomor 13 Tahun 2003 disebutkan dengan jelas, ada batasan yang
              jelas  antara    core  business    dengan    non-core  business.  Di  mana    outsourcing    hanya
              diperbolehkan dipekerjakan di  non-core business.












































                                                           453
   449   450   451   452   453   454   455   456   457   458   459