Page 515 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 515
Judul BKPM 'Pede' Omnibus Law Ciptaker Tarik Banyak Investor Asing
Nama Media cnnindonesia.com
Newstrend Omnibus Law
Halaman/URL https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20201006211411-92-
555194/bkpm-pede-omnibus-law-ciptaker-tarik-banyak-investor-asing
Jurnalis redaksi
Tanggal 2020-10-06 22:54:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Dirjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Narasumber
neutral - Bahlil Lahadalia (Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal) Konsumsi terjadi ketika
masyarakat memiliki daya beli dan daya beli dapat tercipta jika masyarakat memiliki kepastian
pendapatan. Penghasilan dapat dipastikan jika ada pekerjaan. Di sinilah investasi memegang
peran kunci dalam menciptakan lapangan kerja
positive - Bahlil Lahadalia (ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Namun investor besar
harus mau bekerja sama dengan perusahaan nasional maupun mikro kecil, dan usaha menengah
(UMKM) yang tertuang dalam Omnibus Law
neutral - Erick Thohir (Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)) Kami terbuka untuk
mengembangkan ekosistem dengan pihak swasta dan investor asing seperti pembicaraan
tentang baterai kendaraan listrik (EV) dengan perusahaan dari China, Jepang, dan Korea Selatan,
serta kerja sama dengan perusahaan dari AS tentang gasifikasi batubara untuk mengurangi
impor LPG
Ringkasan
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia berpandangan Omnibus
Law Cipta Kerja ( Ciptaker ) yang baru disahkan oleh DPR akan menarik lebih banyak proyek
investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia. Pada gilirannya, menurut dia, hal itu akan
memberikan lebih banyak kesempatan kerja dan mendorong kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai Omnibus Law
yang baru disahkan bakal bermanfaat bagi para pencari kerja Indonesia sekaligus menjaga
perlindungan bagi mereka yang sudah bekerja. Di sisi lain, Erick mengatakan sepertiga
perekonomian Indonesia digerakkan oleh BUMN yang mendukung berbagai program strategis.
Sementara pada saat yang sama BUMN terbuka untuk kerjasama dengan pihak swasta dan
investor asing. Ia menyebut misalnya, kerja sama dengan Indonesia dengan Uni Emirat Arab
(UEA) untuk mengembangkan kilang petrokimia dan mengkaji pengembangan smelter baru di
Indonesia.
514

