Page 516 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 516

BKPM 'PEDE' OMNIBUS LAW CIPTAKER TARIK BANYAK INVESTOR ASING

              Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)  Bahlil Lahadalia  berpandangan  Omnibus
              Law  Cipta Kerja (  Ciptaker  ) yang baru disahkan oleh DPR akan menarik lebih banyak proyek
              investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia.

              Pada  gilirannya,  menurut  dia,  hal  itu  akan  memberikan  lebih  banyak  kesempatan  kerja  dan
              mendorong kesejahteraan masyarakat.

              Ia  mengingatkan  indikator  investasi  yang  tercermin  dalam  Pembentukan  Modal  Tetap  Bruto
              (PMTB) berkontribusi sebesar 30,61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia
              pada kuartal II-2020.

              "Konsumsi  terjadi  ketika  masyarakat  memiliki  daya  beli  dan  daya  beli  dapat  tercipta  jika
              masyarakat memiliki kepastian pendapatan. Penghasilan dapat dipastikan jika ada pekerjaan. Di
              sinilah investasi memegang peran kunci dalam menciptakan lapangan kerja," kata Bahlil dalam
              keterangan resminya, Selasa (6/10).

              Sejak  2015,  klaim  Bahlil,  iklim  investasi  Indonesia  sendiri  sebetulnya  terus  membaik.  Hal  ini
              tercatat  dalam  peringkat  Kemudahan  Berbisnis  Indonesia  di  mana  pada  2015  Indonesia
              menempati peringkat 114, dan terus meningkat menjadi peringkat 109 pada 2016 lalu peringkat
              91 pada 2017.

              Kendati demikian, memberikan kemudahan investasi kini mendesak dilakukan terutama karena
              realisasi investasi paruh pertama 2020 hanya sebesar Rp402,6 triliun atau 49,3 persen dari target
              penyesuaian tahun 2020 sebesar Rp817,2 triliun.

              Penurunan  realisasi  investasi  periode  ini  disebabkan  oleh  turunnya  Penanaman  Modal  Asing
              (PMA)  di  tengah  pandemi  covid-19  sehingga  terjadi  pergeseran  komposisi  di  mana  akhirnya
              investasi dalam negeri memberikan kontribusi lebih dari setengahnya, dengan nilai Rp 207,0
              triliun (51,4 persen) sedangkan PMA sebesar Rp195,6 triliun (48,6 persen).

              Oleh karena itu, BKPM berharap dengan Omnibus Law Cipta Kerja, investor besar, baik domestik
              maupun asing, makin berminat menanamkan modalnya di Indonesia.

              "Namun investor besar harus mau bekerja sama dengan perusahaan nasional maupun mikro
              kecil, dan usaha menengah (UMKM) yang tertuang dalam Omnibus Law," jelas mantan ketua
              Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu.
              Saat ini, BKPM berusaha keras untuk melindungi UMKM. Dengan kerja sama, pada saat yang
              sama akan terjalin rantai pasokan antara industri besar dan pengusaha kecil di daerah.

              Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai Omnibus Law
              yang  baru  disahkan  bakal  bermanfaat  bagi  para  pencari  kerja  Indonesia  sekaligus  menjaga
              perlindungan bagi mereka yang sudah bekerja.

              Pasalnya,  undang-undang  baru  itu  tak  hanya  mempertahankan  perlindungan  pekerja  serupa
              yang  diatur  dalam  UU  Nomor  13  Tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan,  melainkan  juga
              memberikan perlindungan tambahan berupa dana kompensasi bagi pekerja yang di-PHK.

              Di sisi lain, Erick mengatakan sepertiga perekonomian Indonesia digerakkan oleh BUMN yang
              mendukung berbagai program strategis. Sementara pada saat yang sama BUMN terbuka untuk
              kerjasama dengan pihak swasta dan investor asing.

              Ia  menyebut  misalnya,  kerja  sama  dengan  Indonesia  dengan  Uni  Emirat  Arab  (UEA)  untuk
              mengembangkan kilang petrokimia dan mengkaji pengembangan smelter baru di Indonesia.


                                                           515
   511   512   513   514   515   516   517   518   519   520   521