Page 151 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 JULI 2021
P. 151

MK TOLAK GUGATAN UU CIPTAKER, MENAKER: HORMATI PUTUSAN

              JAKARTA  --  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah  menyambut  baik  putusan
              Mahkamah  Konstitusi  (MK)  yang  menolak  gugatan  (Konfederasi)  Serikat  Buruh  Sejahtera
              Indonesia ((K)SBSI). Menaker lantas meminta kepada semua pihak agar menghormati keputusan
              MK tersebut.

              Dasar MK menolak gugatan buruh karena tidak memiliki kedudukan hukum. Terutama dalam
              perkara 109/PUU-XVIII/2020 perihal Uji Materil Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020
              tentang Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan.

              "Alhamdulillah  MK  sudah  menyatakan  bahwa  pemohon  tidak  memiliki  kedudukan  hukum
              sehingga permohonan pemohon tidak dapat diterima," kata Menaker Ida Fauziyah dalam Siaran
              Pers Kemnaker, di Jakarta, Rabu (1/7).

              Menaker  berharap,  seluruh  pihak  menghormati  atas  apa  yang  telah  menjadi  putusan  MK.
              "Sekarang saatnya kita menatap ke depan menyelesaikan pandemi Covid-19 dan membangun
              ketenagakerjaan lebih baik lagi," katanya.

              Sekjen Kemnaker, Anwar Sanusi, menilai logis putusan dari MK dalam perkara 109 yang diajukan
              oleh pemohon (K) SBSI. Putusan MK tersebut telah menunjukkan ketelitian dan objektivitas MK
              dalam memeriksa status kedudukan hukum pemohon Uji Materiil UU Cipta Kerja, khususnya
              Klaster Ketenagakerjaan.

              "Yang  bertindak  untuk  dan  atas  nama  organisasi  ya  memang  seharusnya  berpatokan  pada
              AD/ART organisasi tersebut," ucap Sekjen Anwar.

              Dalam Amar putusannya, Ketua MK Anwar Usman menyatakan, permohonan (K)SBSI tidak dapat
              diterima. "Amar putusan, mengadili, menyatakan permohonan Pemohon tidak dapat diterima,"
              kata  Anwar  Usman  didampingi  delapan  hakim  konstitusi  lainnya,  saat  membacakan  amar
              Putusan Nomor 109/PUU-XVIII/2020 dalam persidangan yang digelar secara daring,.

              Menurut Mahkamah, pemohon tidak memiliki kedudukan hukum (persona standi in judicio) untuk
              mengajukan  permohonan.  "Karenanya,  Mahkamah  tidak  mempertimbangkan  pokok
              permohonan,"  kata  Hakim  Konstitusi  Suhartoyo  saat  membacakan  pertimbanganan  hukum
              putusan.

              Mahkamah  dalam  pertimbangan  hukumnya  menyebutkan,  Pemohon  dalam  permohonannya
              menerangkan selaku Badan Hukum Perkumpulan yang telah tercatat di Suku Dinas Tenaga Kerja
              Jakarta Pusat dan terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM. Pemohon dalam hal ini diwakili
              oleh Muchtar Pakpahan, selaku Ketua Umum DPP (K)SBSI dan Vindra Whindalis selaku Sekretaris
              Jenderal berdasarkan hasil Kongres ke-6 (K)SBSI.

              Sebelum Mahkamah lebih lanjut mempertimbangkan kerugian konstitusional Pemohon, terlebih
              dulu Mahkamah mempertimbangkan kapasitas Pemohon sebagai Badan Hukum Perkumpulan
              untuk mengajukan permohonan.

              Berdasarkan  Pasal  47  ayat  (2)  dan  ayat  (4)  Anggaran  Dasar  (K)SBSI  dan  Pasal  12  ayat  (7)
              Anggaran Rumah Tangga (K)SBSI menyatakan Ketua Umum berwenang bertindak untuk dan
              atas nama organisasi baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Kemudian Pasal 12 ayat (8)
              huruf a Anggaran Rumah Tangga (K)SBSI menyatakan, Sekretaris Jenderal berwenang bertindak
              untuk dan atas nama organisasi terkait dengan administrasi organisasi baik kedalam maupun
              keluar organisasi.

              Dengan  demikian  yang  dapat  bertindak  untuk  mewakili  Badan  Hukum  Perkumpulan  (K)SBSI
              adalah Ketua Umum untuk mewakili organisasi secara umum dan Sekretaris Jenderal terbatas

                                                           150
   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156