Page 158 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 JULI 2021
P. 158
Tak hanya itu, pusat pasar kerja juga bermanfaat membantu meningkatkan kemampuan tenaga
kerja Indonesia ke depan.
"Maka dari itu banyak yang berharap kepada pusat pasar kerja. Utamanya agar dapat menjadi
hub atau jembatan bagi tenaga kerja dan peluang maupun kesempatan kerja yang ada," ujar
Anwar.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Ketenagakerjaan Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian
PPN/Bappenas) Mahatmi Parwitasari Saronto menyatakan, sistem informasi pasar kerja memiliki
peran penting dari sisi supply dan demand .
Dari sisi supply, kata dia, pemerintah berkewajiban menyiapkan angkatan kerja yang sehat dan
didukung dengan keahlian memadai, cerdas, inovatif, serta adaptif.
Sementara itu, dari sisi demand, pemerintah harus mengejar upaya untuk meningkatkan
investasi, ekspor, mengembangkan sumber pertumbuhan baru, kewirausahaan, perbaikan
infrastruktur sederhana, dan perbaikan iklim investasi.
"Semua ini bertujuan untuk menurunkan angka pengangguran. Jadi, peran informasi pasar kerja
di antara kedua sisi supply dan demand," ujar Mahatmi.
Untuk supply, imbuh dia, yaitu mempertemukan dari angkatan kerja, sedangkan demand akan
dikembangkan atau menjadi tujuan pembangunan sampai tahun 2024.
Sementara itu, Deputi IV Bidang Ekonomi Digital Ketenagakerjaan dan usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian)
Rudy Salahuddin menyatakan, keberadaan sistem informasi pasar kerja dapat berperan dalam
meningkatkan produktivitas nasional.
Menurutnya, sistem informasi pasar kerja dapat menjadi dasar pengembangan kebijakan terkait
ketenagakerjaan.
Kebijakan itu, seperti update Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), program
pelatihan dan pemagangan untuk pengangguran atau pencaker atau untuk pengembangan
pelatihan bersifat upskilling atau reskilling bagi tenaga kerja.
" Sistem informasi pasar kerja juga membantu lembaga pendidikan sebagai supplier atau
pemasok tenaga kerja untuk melakukan perbaikan. Hal ini guna mengurangi mismatch atau
ketidakcocokan. Misalnya, dengan menyesuaikan kurikulum dan rekognisi pembelajaran," ujar
Rudy.
157

