Page 155 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 JULI 2021
P. 155
Atas dasar itu, lanjut Darmawan, pihak Imigrasi dan Disnaker pun memberikan jangka waktu uji
performa kepada 20 TKA Tiongkok tersebut selama 2 bulan lamanya di PT Huady Nickel Alloy.
Selama jangka waktu itu para pekerja asing itu harus bisa membuktikan bahwa mereka benar-
benar bisa mengoperasikan bahan dan peralatan yang dikirim dari Cina tersebut.
"Jadi menurut Imigrasi, kalau visa bisnis dimungkinkan untuk uji performance. Dalam artian yang
bisa mengoperasikan alat dan bahan itu memang benar para pekerja asing ini. Kalau seandainya
tidak bisa maka mereka akan dipulangkan," terang dia.
Darmawan pun menegaskan bahwa selama masa uji performa, 20 TKA Tiongkok tersebut
dipastikan tidak menerima gaji sepeserpun. Dan jika nantinya para pekerja asing berhasil lulus
uji performa barulah mereka bisa mengubah visanya dari visa bisnis ke visa kerja.
"Selama 2 bulan ini seluruh pekerja asing itu hanya uji performance, jadi mereka bekerja tanpa
menerima gaji. Kalau lulus barulah mereka bisa mendapatkan visa kerja," ucapnya.
Setelah 20 TKA Tiongkok itu menerima visa kerja barulah mereka didaftarkan di sistem RPTKA
Kementerian Ketenagakerjaan. Dan secara prosedural meraka baru mendapat izin kerja di
Indonesia.
"Kalau mereka (TKA) tersebut diterima (lolos uji performance) maka ada notifikasi dari
perusaahan untuk mengubah visa bisnis menjadi visa kerja. Kalau sudah memiliki visa kerja
maka barulah mereka bisa didaftar dalam sistem RPTKA," jelasnya.
Meski begitu Darmawan memastikan bahwa proses masuknya 20 TKA Tiongkok ini ke Indonesia
sudah sesuai prosedur. Saat ini, para pekerja asing itu pun masih dalam pengawasan ketat pihak
Imigrasi.
"Kedatangan 20 TKA ini sebenarnya sudah sesuai prosedur. Hanya saja posisi Disnaker disini
belum memiliki wewenang karena para pekerja asing itu datang menggunakan visa bisnis. Nanti
ketika visanya sudah menjadi visa kerja dan mulai bekerja baru lah dalam lingkup tugas kami,"
Darmawan memungkasi.
154

