Page 261 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 JULI 2021
P. 261

PHK, merumahkan karyawan, atau memotong gaji karyawan. Kebijakan ini yang ditunggu buruh
              dan rakyat, bukan ancaman menteri dan sekedar omongan tidak boleh ada PHK," lanjutnya.


              KSPI MINTA PEMERINTAH BERIKAN MASKER, OBAT DAN VITAMIN GRATIS,
              KHUSUSNYA PADA BURUH YANG ISOMAN

              ,  JAKARTA  -  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  dan  buruh  Indonesia  mendukung
              upaya pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk menanggulangi pandemi Covid-19.
              "KSPI berada dalam garda terdepan bersama pemerintah untuk menanggulangi Covid-19," kata
              Presiden KSPI Said Iqbal, kepada wartawan, Selasa (6/7/2021).

              Menurut Said Iqbal, saat ini ancaman dan gertakan kepada pengusaha, buruh, dan masyarakat
              tidak dibutuhkan.

              Tetapi yang lebih dibutuhkan adalah tindakan nyata dari Menteri dan pejabat terkait, yang secara
              bijaksana  mencegah  penularan  Covid-19  dengan  memberikan  masker  gratis,  obat,  vitamin,
              hingga imboost kepada buruh dan masyarakat melalui jaringan klinik dan apotek BPJS Kesehatan
              di  seluruh  Indonesia,  khususnya  kepada  buruh  yang  isoman  agar  tidak  menular  ke  klaster
              keluarga.

              "Di  samping  itu,  pemerintah  dapat  mengatur  waktu  operasional  pabrik  untuk  menghindari
              ledakan  PHK,  merumahkan  karyawan,  atau  memotong  gaji  karyawan.  Kebijakan  ini  yang
              ditunggu buruh dan rakyat, bukan ancaman menteri dan sekedar omongan tidak boleh ada PHK,"
              lanjutnya.

              "Persoalan  dilematis  mengenai  kesehatan  dan  ekonomi  atau  ledakan  PHK  harus  dirumuskan
              dalam kebijakan pemerintah yang tepat dan terukur, bukan dengan ancaman atau gertakan"
              lanjut Said Iqbal .

              Menurutnya, bagi perusahaan yang operasional aktivitasnya 100% bisa dikerjakan di rumah,
              maka diberlakukan WFH 100%.

              Perusahaan  yang  memungkinkan  untuk  melakukan  hal  ini  seperti  industri  start  up,  jasa
              perdagangan,  kantor  pusat  industri  manufaktur,  staf  perkantoran,  dan  industri  manufaktur
              lainnya yang proses produksinya tidak membutuhkan kehadiran buruhnya secara terus-menerus.

              Sedangkan  untuk  industri  manufaktur  atau  fabrikasi,  memang  sangat  tidak  mungkin  untuk
              melakukan WFH 100%.

              Karena  bila  stop  produksi  akan  mengakibatkan  perusahaan  harus  melakukan  kebiijakan
              merumahkan karyawan, potong gaji, bahkan bisa berujung PHK.

              Ini pilihan yang sulit antara kesehatan atau ekonomi.

              Said Iqbal mencontohkan, di beberapa perusahaan otomotif, elektronik, dan komponen; ketika
              baru-baru  ini  dilakukan  test  swab  antigen  dan  dilanjutkan  test  PCR,  dari  hampir  2000-an
              karyawan yang ikut test, ditemui 200 buruh positif Corona, termasuk TKA yang bekerja di sana.
              Dengan melihat sampel ini, berarti sekitar 10% buruh positif corona.

              "Angka penularan ini sangat tinggi sekali. Buruh memiliki resiko terpapar Covid-19 cukup tinggi,
              karena  setiap  hari  mereka  harus  berangkat  ke pabrik.  Hampir di  mayoritas  anggota  KSPI  di
              klaster pabrik, angka buruh positif Covid-19 di pabrik rata-rata 10%. Dari klaster pabrik kemudian


                                                           260
   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265   266