Page 74 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 01 APRIL 2021
P. 74

ATURAN BEASISWA ANAK PESERTA JAMSOSTEK BELUM TERBIT, INI PENJELASAN
              BPJS KETENAGAKERJAAN
              JAKARTA  --  Badan  Penyelenggara  Jaminan  Sosial  atau  BPJS  Ketenagakerjaan  menjelaskan
              bahwa manfaat beasiswa bagi anak dari pekerja yang mengalami kecelakaan atau kematian
              masih disusun. Kompleksitas manfaat membuat penyusunan aturan membutuhkan waktu dan
              dukungan dari berbagai pihak.

              Deputi Direktur Bidang Humas dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek
              Irvansyah Utoh Banja menjelaskan bahwa pemberian beasiswa merupakan amanat Peraturan
              Pemerintah (PP) 82/2019 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
              dan Jaminan Kematian (JKm).

              Anak dari pekerja atau peserta BP Jamsostek yang mengalami cacat karena kecelakaan kerja
              atau  mengalami  kematian  berhak  menerima  manfaat  beasiswa  hingga  perguruan  tinggi
              maksimal Rp174 juta. Manfaat itu diberikan untuk dua orang anak, mulai dari tingkat taman
              kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi.

              Penyaluran bantuan beasiswa tersebut akan diatur secara lebih teknis dalam Peraturan Menteri
              Ketenagakerjaan (Permenaker). Adapun, menurut Utoh, aturan tersebut sedang difinalisasi oleh
              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dengan melibatkan BP Jamsostek serta kementerian
              dan lembaga lain yang terkait.

              "Kompleksitas  dari  kriteria  penerima  manfaat  beasiswa  membuat  regulasi  tersebut  harus
              mempertimbangkan  berbagai  aspek,  agar  tepat  sasaran  dan  dapat  diimplementasikan  di
              lapangan. Sehingga upaya Kemnaker merumuskan regulasi turunan yang komprehensif perlu
              diapresiasi," ujar Utoh dalam keterangan resmi yang diperoleh Bisnis, Rabu (31/3/2021).

              BP  Jamsostek  berharap  dengan  adanya  beasiswa  itu,  nilai  manfaat  bagi  peserta  dapat
              meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Menurut Utoh, pihaknya pun terus mendukung
              Kemenaker dalam menyelesaikan aturan teknis tersebut.

              "Program  ini  dilahirkan  dengan  semangat  memberikan  manfaat  lebih  kepada  masyarakat,
              khususnya  bagi  peserta  BP  Jamsostek.  Sehingga  kami  berharap,  program  ini  bisa  segera
              terlaksana dalam waktu dekat," ujar Utoh.
              Sebelumnya,  Koordinator  Advokasi  BPJS  Watch  Timboel  Siregar  menyatakan  bahwa  aturan
              teknis yang belum kunjung terbit membuat manfaat beasiswa belum dapat terealisasi. Padahal,
              dana beasiswa itu sudah tersedia dan siap diberikan.

              "Hingga saat ini Menteri Ketenagakerjaan tidak pernah menginformasikan alasan keterlambatan
              pembuatan Permenaker. Di lapangan, pihak BPJS Ketenagakerjaan yang cenderung disalahkan
              atas belum diterimanya beasiswa ini," ujar Timboel.

              Timboel  menilai  bahwa  Menteri  Ketenagakerjaan  harus  menjelaskan  perkembangan  proses
              pembuatan Permenaker itu, mengingat sudah lebih dari satu tahun amanat PP 82/2019 belum
              terealisasi. Presiden pun dinilai perlu memberikan perhatian atas kondisi tersebut.

              "Semoga Permenaker ini bisa segera selesai dan anak-anak yang berhak atas beasiswa segera
              memperolehnya," ujar Timboel.








                                                           73
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79