Page 80 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 FEBRUARI 2021
P. 80
Judul Jangan Samakan! Ini Bedanya Kasus BPJamsostek dengan Kasus
Jiwasraya dan Asabri
Nama Media wartaekonomi.co.id
Newstrend Dugaan Korupsi BPJS Ketenagakerjaan
Halaman/URL https://www.wartaekonomi.co.id/read329119/jangan-samakan-ini-
bedanya-kasus-bpjamsostek-dengan-kasus-jiwasraya-dan-asabri
Jurnalis redaksi
Tanggal 2021-02-23 15:41:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Dirjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Narasumber
neutral - Roy Sembel (Pakar Ekonomi Keuangan) Selain itu, prosentase aset allocationnya BPJS
Ketenagakerjaan dibandingkan dengan Jiwasraya jauh berbeda. Portofolio yang terdiri dari
saham di BPJS Ketenagakerjaan jauh lebih kecil dibandingan porsinya portfolio saham Jiwasraya
negative - Indra Safitri (Pengamat Hukum Pasar Modal) Sehingga harus dibuktikan dulu secara
hukum apakah ada perbuatan melawan hukum yang menjadi sebab kerugian investasi dengan
mengunakan pranata hukum pasar modal
negative - Eko B. Supriyanto (Chairman Infobank Institute) Lazimnya pasar saham, ada kalanya
naik, ada kalanya turun. Jika kondisi baik, ekonomi baik, kemungkinan harga saham juga
bergairah. Sebaliknya, kalau ekonomi sedang terpuruk, seperti di awal-awal pandemi COVID-19,
Maret 2020 lalu, harga saham berguguran. Namun, ketika mulai membaik dan banjir likuiditas
maka harga saham kembali terbang
neutral - Eko B. Supriyanto (Chairman Infobank Institute) Anggap ada sekitar Rp120 triliun
masuk ke pasar. Seandainya tidak ada BPJSTK dan asuransi-auransi lain, akan sangat
mempengaruhi
Ringkasan
Investasi di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS ) Ketenagakerjaan (BPJS-TK) tidak sama
dengan Jiwasraya dan Asabri. Perbedaan investasi terlihat dari portofolio sahamnya. Pakar
ekonomi dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) Roy Sembel mengatakan, dugaan tindak pidana
atas penurunan nilai investasi (unrealized loss) BPJS-TK berbeda dengan kasus Jiwasraya dan
Asabri karena jika dilihat dari portofolio BPJS-TK berisi saham-saham LQ45, di mana unrealized
lossnya mengikuti kondisi naik dan turunnya pasar alias masih "inline". Sementara kalau
Jiwasraya unrealized loss karena berisi saham-saham gorengan yang naik turunnya sangat
volatile.
79