Page 117 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 117

KSPI antara lain mempersoalkan sisipan Pasal 88C Ayat (1) yang menyebutkan gubernur wajib
              menetapkan upah minimum provinsi (UMP), dan Pasal 88C Ayat (2) yang menyatakan gubernur
              dapat menetapkan upah minimum kabupaten/kota (UMK) dengan syarat tertentu.

              Menurut Said Iqbal, penggunaan frasa "dapat" dalam penetapan upah minimum kabupaten/kota
              (UMK) didalilkan sangat merugikan buruh karena UMK menjadi tidak wajib.

              UU Cipta Kerja juga menghilangkan periode batas waktu kontrak yang terdapat di dalam Pasal
              59  UU  Nomor  13  Tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan,  sehingga  dikhawatirkan  pengusaha
              dapat mengontrak karyawan berulang-ulang tanpa kepastian pengangkatan sebagai pegawai
              tetap.

              Pemohon  kemudian  mempersoalkan  pengurangan  pesangon  karyawan  dari  32  bulan  upah
              menjadi 29 bulan upah yang diatur dalam UU Cipta Kerja sehingga merugikan buruh.

              Hal  lainnya  yang  disoroti  buruh  dari  UU  Ciptaker  adalah  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)
              menjadi mudah dengan hilangnya frasa "batal demi hukum" terhadap PHK yang belum memiliki
              penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

              Pemohon  mengkhawatirkan  dampak  UU  Cipta  Kerja  yang  akan  mempermudah  tenaga  kerja
              asing, khususnya profesi buruh kasar, masuk ke Indonesia.

              Sebelum  KSPI,  sejumlah  kalangan  telah  mengajukan  pengujian  UU  Cipta  Kerja  meski  belum
              secara resmi diundangkan dan belum bernomor pada saat itu.

              (antara/jpnn) Simak! Video Pilihan Redaksi:.










































                                                           116
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122