Page 121 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 121

Ciptaker.  Sekarang  yang  penting  adalah  peraturan  turunannya  agar  segera  bisa
              diimplementasikan

              negative - Rosan P Roeslani (Ketua Umum Kadin Indonesia) Investasi memiliki porsi sekitar 32
              persen, sementara 50 persen bergantung pada konsumsi domestik. Jadi investasi sangat penting
              di Indonesia. Kami harap Omnibus Law bisa meningkatkan investasi secara signifikan

              negative  -  Pratikno  (Menteri  Sekretaris  Negara)  Hari  ini  (kemarin-Red)  kami  menemukan
              kekeliruan teknis penulisan dalam UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Namun kekeliruan
              tersebut  bersifat  teknis  administratif  sehingga  tidak  berpengaruh  terhadap  implementasi  UU
              Cipta Kerja

              negative  -  Pratikno  (Menteri  Sekretaris  Negara)  Kekeliruan  teknis  ini  menjadi  catatan  dan
              masukan bagi kami untuk terus menyempurnakan kendali kualitas terhadap RUU yang hendak
              diundangkan agar kesalahan teknis seperti ini tidak terulang lagi



              Ringkasan

              Presiden Joko Widodo telah menandatangani Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja sehingga
              resmi menjadi UU No 11/2020 tentang Cipta Kerja, Senin (2/11). Namun, pro dan kontra terkait
              UU tersebut belum mereda.

              Mayoritas  buruh  kembali  menyuarakan  penolakan  dan  berencana  menggelar  aksi  penolakan
              lebih  masif.  Sementara  di  sisi  pengusaha,  keberadaan  UU  Cipta  Kerja  ini  dinilai  mampu
              memancing masuknya investor asing ke Indonesia. Ketua Umum Pimpinan Pusat Federasi Serikat
              Pekerja Tekstil, Sandang dan Kulit (FSP TSK) SPSI Roy Jinto Ferianto mengatakan, perjuangan
              kaum buruh tidak akan berhenti walau pun UU Cipta Kerja sudah ditandatangani oleh Presiden.
              Pihaknya berencana menggelar aksi penolakan yang lebih masif untuk merespons disahkannya
              Omnibus Law UU Cipta Kerja.




              PRO-KONTRA BELUM REDA

              Presiden Joko Widodo telah menandatangani Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja sehingga
              resmi menjadi UU No 11/2020 tentang Cipta Kerja, Senin (2/11). Namun, pro dan kontra terkait
              UU tersebut belum mereda.

              Mayoritas  buruh  kembali  menyuarakan  penolakan  dan  berencana  menggelar  aksi  penolakan
              lebih  masif.  Sementara  di  sisi  pengusaha,  keberadaan  UU  Cipta  Kerja  ini  dinilai  mampu
              memancing masuknya investor asing ke Indonesia. Ketua Umum Pimpinan Pusat Federasi Serikat
              Pekerja Tekstil, Sandang dan Kulit (FSP TSK) SPSI Roy Jinto Ferianto mengatakan, perjuangan
              kaum buruh tidak akan berhenti walau pun UU Cipta Kerja sudah ditandatangani oleh Presiden.
              Pihaknya berencana menggelar aksi penolakan yang lebih masif untuk merespons disahkannya
              Omnibus  Law  UU  Cipta  Kerja.  "Yang  pasti  kami  tetap  menolak  Omnibus  Law  Cipta  Kerja
              khususnya klaster ketenagakerjaan, langkah permintaan Presiden RI menerbitkan Perpu tetap
              sebagai upaya eksekutif review, juga legislatif reviewmelalui DPR RI untuk melakukan inisiasi
              pembuatan atau revisi UU Cipta Kerja serta judicial reviewke MK juga menjadi pilihan dalam

                                                           120
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126