Page 133 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 133

Fenomenalnya UU Cipta Kerja juga dibuktikan dengan dilayangkannya permohonan uji materi
              UU ini sehari setelah disahkan. Ini mungkin sebuah rekor baru, di mana sebuah UU yang baru
              berumur satu hari langsung dibawa ke Mahkamah Konstitusi karena dinilai bertentangan dengan
              UUD 1945.

              Permohonan  uji  materi  ini  diajukan  oleh  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  dan
              Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) versi Andi Gani Nena (AGN).

              "Pendaftaran permohonan JR ( judicial review ) UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
              sudah resmi tadi pagi didaftarkan ke MK di bagian penerimaan berkas perkara oleh KSPI dan
              KSPSI AGN," kata Presiden KSPI Said Iqbal kepada Liputan6.com, Selasa (3/11/2020).

              Said menyatakan, KSPI bersama buruh Indonesia secara tegas menolak dan meminta agar UU
              Cipta Kerja dibatalkan atau dicabut. Menurut dia, isi UU Cipta Kerja merugikan para buruh.

              "Setelah kami pelajari, isi undang-undang tersebut khususnya terkait klaster ketenagakerjaan
              hampir seluruhnya merugikan kaum buruh," kata dia.

              Berdasarkan kajian dan analisis yang dilakukan, KSPI menemukan banyak pasal yang merugikan
              para buruh. Salah satunya yakni, sisipan Pasal 88C ayat (1) yang menyebutkan gubernur wajib
              menetapkan upah minimum provinsi dan Pasal 88C Ayat (2) yang menyebutkan gubernur dapat
              menetapkan upah minimum kabupaten/kota dengan syarat tertentu.

              "Penggunaan  frasa  'dapat'  dalam  penetapan  upah  minimum  kabupaten/kota  (UMK)  sangat
              merugikan  buruh.  Karena  penetapan  UMK  bukan  kewajiban,  bisa  saja  gubernur  tidak
              menetapkan UMK," ujar Said.

              Selain  itu,  KSPI  menilai  UU  Cipta  Kerja  menghilangkan  periode  batas  waktu  kontrak  yang
              terdapat  di  dalam  Pasal  59  UU  No  13  Tahun  2003.  Akibatnya,  pengusaha  bisa  mengontrak
              berulang-ulang dan terus-menerus tanpa batas periode menggunakan PKWT (Perjanjian Kerja
              Waktu Tertentu) atau karyawan.


              "PKWT  (karyawan  kontrak)  bisa  diberlakukan  seumur  hidup  tanpa  pernah  diangkat  menjadi
              PKWTT (karyawan tetap). Hal ini berarti, tidak ada job security atau kepastian bekerja," tuturnya.



























                                                           132
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138