Page 289 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 289

Ringkasan

              Wakil Ketua Dewan Pengupahan Nasional, Adi Mahfudz, menyarankan bagi Gubernur yang belum
              menetapkan  keputusan  mengenai  UMP  2021,  disarankan  mengikuti  rekomendasi  dari  Surat
              Edaran Menteri Ketenagakerjaan, yakni upah minimum tidak naik. "Tetap sesuai Rekomendasi
              Dewan Pengupahan Nasional (Depenas) dan SE Menaker," kata Adi kepada Liputan6.com, Selasa
              (3/11/2020).



              TAK ADA SANKSI, PEMDA TETAP NAIKKAN UMP 2021

              Wakil Ketua Dewan Pengupahan Nasional, Adi Mahfudz, menyarankan bagi Gubernur yang belum
              menetapkan  keputusan  mengenai  UMP  2021,  disarankan  mengikuti  rekomendasi  dari  Surat
              Edaran Menteri Ketenagakerjaan, yakni upah minimum tidak naik. "Tetap sesuai Rekomendasi
              Dewan Pengupahan Nasional (Depenas) dan SE Menaker," kata Adi kepada Liputan6.com, Selasa
              (3/11/2020).

              Sementara untuk daerah yang hingga kini belum menginformasikan keterangan tertulis kepada
              Kementerian Ketenagakerjaan terkait keputusan UMP 2021, tidak ada sanksi yang diberikan.

              Dia  menegaskan,  kepala  daerah  dalam  hal  ini  Gubernur,  Bupati  dan  Wali  Kota,  fungsi
              koordinasinya di bawah Kemendagri.

              Ia  menyebutkan,  berdasarkan  informasi  yang  diperolehnya  dari  Direktorat  Pengupahan
              Kementerian  Ketenagakerjaan  per  Senin,  2  November  2020,  terdapat  20  daerah  yang
              memutuskan UMP 2021 tidak naik.

              Di  sisi  lain,  terdapat  lima  daerah  yang  menaikkan  upah  minimum  2021,  di  antaranya  Jawa
              Tengah naik 3,27 persen, Sulsel, SK Gub No. 2415 naik 2 persen, DIY naik 3,54 persen, Jawa
              Timur naik 5,65 persen, dan DKI Jakarta naik 3,27 persen.

              Kendati  begitu,  ia  mengingatkan  kembali  sehubungan  dengan  banyaknya  perusahaan  yang
              mengalami  penurunan  pendapatan  atau  kendala  dalam  beroperasi  dan  yang  melakukan
              pengurangan tenaga kerja akibat pandemi Covid-19.

              "Maka  dalam  rangka  mempertahankan  kelangsungan  berusaha  serta  mengurangi  terjadinya
              PHK, direkomendasikan upah minimum tahun 2021 sama dengan upah minimum tahun 2020,"
              pungkasnya.

              Kepala  Dinas  Ketenagakerjaan,  Transmigrasi  dan  Energi  (Disnakertrans)  Andri  Yansah
              menyatakan, pelaksanaan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) merupakan kewajiban sebuah
              perusahaan untuk karyawannya.

              Bila  tidak  dapat  memenuhi  hal  itu,  kata  dia,  pihak  perusahaan  harus  melaporkan  diri  ke
              Disnakertrans. Sebab, saat ini banyak perusahaan yang terdampak pandemi virus Corona atau
              Covid-19.

              "Sama dengan pelaksanaan UMP-UMP sebelumnya, kalau dia tidak mengajukan ya artinya dia
              menerima. Dia (perusahaan) pakai UMP 2020 kalau disetujui, kalau enggak disetujui ya pakai
              UMP 2021," kata Andri dalam diskusi daring, Senin (2/11/2020).
              Dia menjelaskan, saat suatu perusahaan mengajukan, maka akan dikaji oleh dewan pengupahan
              yang terdiri dari unsur pemerintah, akademisi, asosiasi, hingga serikat kerja. Menurutnya sudah
              ada sejumlah data perusahaan dari hasil pengawasan saat pelaksanaan PSBB.



                                                           288
   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294