Page 101 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 DESEMBER 2020
P. 101

Contohnya,  dalam  pembahasan  Tripartit  Nasional  untuk  klaster  Ketenagakerjaan  telah
              melibatkan unsur serikat pekerja/buruh dan unsur pengusaha seperti Apindo dan Kadin.


              KEMNAKER UNGKAP SEBAB KLASTER KETENAGAKERJAAN UU CIPTA KERJA
              DIBAHAS PALING BELAKANG

              - Plt. Kepala Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Reni Mursidayanti,
              membantah jika proses pembahasan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan
              dilakukan  secara  tertutup.  Sebab,  pihaknya  mengklaim  telah  melibatkan  stakeholders  terkait
              untuk menyerap aspirasi sesuai perintah Presiden Jokowi.

              "Tidak  benar  bahwa  proses  pembahasan  klaster  Ketenagakerjaan  dalam  UU  Cipta  Kerja
              dilakukan  secara  tidak  terbuka  atau  tidak  terang-terangan.  Justru  klaster  Ketenagakerjaan
              dibahas paling terakhir, karena suntuk menyerap aspirasi dari stakeholders terkait sesuai arahan
              Presiden Jokowi," tegasnya dalam acara Serap Aspirasi UU Cipta Kerja di Banjarmasin, Senin
              (30/12).

              Dijelaskan Reni, sedari awal proses pembahasan klaster Ketenagakerjaan UU Cipta Kerja penting
              untuk  menitik  beratkan  pada  pelibatan  partisipasi  publik  khususnya  stakeholders  terkait.
              Contohnya,  dalam  pembahasan  Tripartit  Nasional  untuk  klaster  Ketenagakerjaan  telah
              melibatkan unsur serikat pekerja/buruh dan unsur pengusaha seperti Apindo dan Kadin.

              "Pertemuan sendiri dilakukan sebanyak 9 kali dalam rentang 8 Juli-23 Juli 2020," jelas dia.

              Selain itu, dalam proses pendalaman materi terkait, Baleg DPR RI juga melakukan serangkaian
              Rapat Dengar Dendapat Umum (RDPU) yang mengundang sejumlah narsumber. Diantaranya
              dari kalangan ahli, akademisi, asosiasi pengusaha, serikat pekerja, dan tokoh masyarakat sesuai
              materi pembahasan.

              Pun, saat ini proses penyusunan peraturan pelaksanaan UU Cipta Kerja juga dilakukan secara
              transparan  melalui  pemanfaatan  teknologi  digital.  Di  mana  melalui  situs  www.uu-
              ciptakerja.go.id, masyarakat dapat mengakses dan mengunduh draf aturan turunan yang telah
              dipublikasikan.

              "Jadi, tidak benar kalau pemerintah tidak melakukan pembahasan terhadap UU Cipta Kerja tanpa
              mendengar aspirasi dari publik ataupun stakeholders terkait," tuturnya.
              KSPI  Nilai  Pembahasan  RUU  Cipta  Kerja  Tertutup  Sebelumnya,  Deputi  Presiden  Konfederasi
              Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI),  Muhammad  Rusdi,  menyebut  pihaknya  tegas  menolak
              Omnibus  Law  Cipta  Kerja  yang  diusulkan  pemerintah.  Dia  menilai  proses  pembahasan  RUU
              Omnibus Law yang berlangsung tertutup melanggar aturan perundang-undangan yang berlaku.
              "Bahasan  RUU  Omnibus  itu  dari  awal  tertutup,  bertentangan  dengan  undang-undang,"
              ungkapnya dalam acara konferensi pers di Hotel Mega Proklamasi, Jakarta Pusat, kemarin.

              Rusdi juga mengutarakan rasa kekecewaan terhadap pemerintah, karena tidak dilibatkannya
              perwakilan buruh dalam proses penyusunan Omnibus Law Cipta Kerja.

              "KSPI tidak pernah diundang dan tidak pernah diminta pandangan oleh menko perekonomian,
              masuk ke dalam tim yang dibentuk berdasarkan SK Menko Perekonomian No.121 Tahun 2020,"
              tegasnya.

              [bim].


                                                           100
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106