Page 222 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 NOVEMBER 2020
P. 222
"Dilihat dari pembagiannya, rata-rata pembagian untuk makanan lebih besar dibandingkan
pengeluaran untuk non-makanan. Persentase pengeluaran makanan mencapai 56 persen dan
non makanan sebesar 44 persen," dikutip detikcom dari e-book tersebut, Kamis (26/11).
Persentase pengeluaran tersebut, berbeda dengan pengeluaran perkapita rata-rata di
kota/kabupaten lainnya, yang lebih banyak dialokasikan untuk pengeluaran non-makanan.
Sementara itu, pengeluaran terbesar dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan tempat tinggal
yang mencapai 22 persen dari total pengeluaran.
"Kemudian disusul untuk pengeluaran makanan dan minuman, jadi sebesar 18 persen, aneka
jasa 10 persen, rokok sebesar 9 persen, kebutuhan pokok jenis padi-padian 7 persen dan barang
tahan lama sebesar 4 persen," tulis BPS Kota Banjar.
Rinciannya untuk alokasi makanan sebesar Rp 548.117 dan jumlah kebutuhan non makanan
sebesar Rp 428.476. Berdasarkan pengelompokan besaran pengeluaran, mayoritas penduduk
Kota Banjar berada pada kelompok pengeluaran Rp 500.000 - Rp 999.000, sementara kelompok
teratas dengan pengeluaran per kapita melebih Rp 1,5 juta sebulan sebanyak 15 persen.
Seperti diketahui pengeluaran rata-rata per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi
semua anggota rumah tangga selama sebulan baik yang berasal dari pembelian, pemberian,
maupun produksi sendiri dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga dalam rumah tangga
tersebut.
221