Page 66 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 JUNI 2020
P. 66

DATA KADIN CATAT 6,4 JUTA ORANG DI-PHK DAN DIRUMAHKAN HINGGA MEI
              2020

              Merdeka.com -  Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mencatat bahwa pekerja yang
              kena  Pemutusan  Hubungan  Kerja  atau  di-PHK  mencapai  6,4  juta  orang  hingga  Mei.  Angka
              tersebut didapat berdasarkan laporan berkala dari seluruh asosiasi tergabung di dalam Kadin.

              "Kebetulan saya di kadin di-update diinformasikan secara reguler asosiasi bisnis dengan asosiasi
              di  bawah  Kadin  kita  punya  200  asosiasi,  dan  juga  pengusaha  mereka  memaparkan  bahwa
              tekanan terhadap perekonomian ini makin lama makin besar dan pada saat itu ketidakpastian
              menjadi sangat tinggi," kata Ketua Umum Kadin, Rosan P Roeslani, dalam konferensi pers rilis
              SMRC,  Kamis  (25/6).mMenurutnya,  tidak  adanya  kepastian  kapan  pandemi  covid-19  akan
              berakhir  menimbulkan  ketidakpastian  yang  sangat  tinggi.  Sehingga  persepsi  terhadap
              perekonomian yang berat itu menjadi sangat tinggi di pertengahan akhir-akhir bulan Mei.

              "Nah kalau angka-angka Kami memang yang dirumahkan itu dan di PHK itu kalau di Kadin
              kurang lebih 6,4 juta orang, sedikit berbeda dengan angka dari Kementerian Ketenagakerjaan
              2,8 juta orang. karena memang angka itu semakin menambah setiap bulannya," ujarnya.

              Dia  menyebutkan,  Asosiasi  transportasi  Organisasi  Angkutan  Darat  (Organda)  melaporkan
              kepadanya  bahwa  sebanyak  1,4  juta  orang  yang  dirumahkan  dan  PHK.  Kemudian  Asosiasi
              Pertekstilan  Indonesia  (API)  menyampaikan  2,1  juta  orang  di-PHK,  dan  sektor  perhotelan
              melaporkan kurang lebih 430.000 orang.

              "Lebih  dari  20.000  hotel  yang  tutup  dan  melapor  dan  kebanyakan  yang  melapor  itu
              perhotelannya daerah Jawa Barat, padahal kita tahu Hotel di Bali banyak, tapi mereka tidak
              melaporkan, dan sektor lainnya," katanya.
              Selain itu, ada juga Asosiasi Satpam yang melapor pada bulan April yang telah merumahkan
              pegawainya  sebanyak  10  persen.  Lalu  bulan  Mei  mereka  lapor  kembali  ke  Kadin,  yang
              dirumahkan dan di-PHK mencapai 60 persen.

              "Memang yang dirumahkan dan di PHK itu makin bertambah, sehingga yang terdampak awal
              UMKM dan yang paling banyak, lalu pekerja yang pendidikannya relatif kurang tinggi seperti
              satpam dan yang lain-lain," ungkapnya.

              Rosan mengakui bahwa lebih banyak orang yang dirumahkan atau sekitar 90 persen, dari pada
              yang ter-PHK 10 persen. Karena yang ter-PHK otomatis perusahaan harus mengeluarkan biaya
              pesangon untuk pegawainya.

              "Padahal saat ini perusahaan sedang tidak dalam kapasitas yang sanggup untuk membayar
              pesangon," ungkapnya.

              Meskipun saat ini PSBB sudah dilonggarkan, dan mulai banyak perusahaan yang beroperasi
              kembali. Namun menurut Rosan tetap saja produktivitas perusahaan akan menurun. Sebab,
              faktor physical distancing di dalam kantor dan pabrik, ditambah pembatasan orang dan shift
              kerja.

              "Cost (biaya) mereka harus melengkapi protokol covid-19, masker, hand sanitizer dan protokol-
              protokol lainnya untuk pegawai yang menyebabkan pengusaha pendapatannya akan menurun,
              karena produktivitasnya juga menurun," pungkasnya.

              Reporter: Tira Santia  Sumber:  Liputan6.com  [idr].




                                                           65
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71