Page 144 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 NOVEMBER 2021
P. 144

Ringkasan

              Optimalisasi perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) perlu dilaksanakan secara kolaboratif
              antar instansi pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah (Pemda). Karena
              itu, Pemda menyusun strategi dalam implementasi peran pelindungan PMI. Salah satunya lewat
              Layanan Terpadu Satu Atap Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.



              LAYANAN TERPADU SATU ATAP PELINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA
              SANGAT PENTING

              JAKARTA - Optimalisasi perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) perlu dilaksanakan secara
              kolaboratif  antar  instansi  pemerintah,  baik  Pemerintah  Pusat  maupun  Pemerintah  Daerah
              (Pemda). Karena itu, Pemda menyusun strategi dalam implementasi peran pelindungan PMI.
              Salah satunya lewat Layanan Terpadu Satu Atap Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.

              Demikian dikatakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan
              RB) Tjahjo Kumolo saat memberi sambutan di acara Rapat Koordinasi Teknis BadanPelindungan
              Pekerja Migran Indonesia (BP2MI)Tahun 2021 yang mengusung tema Sinergi dan Kolaborasi
              Menuju Gerakan Aksi Lindungi PMI, di Bali, Kamis (4/11).

              Menurut Tjahjo, penyusunan strategi dalam implementasi peran pelindungan pekerja migran
              Indonesia sangat penting. Sebab, salah satu amanat baru yang diemban oleh Pemda adalah
              Layanan Terpadu Satu Atap Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.

              "Implementasi  amanat  tersebut  perlu  segera  dilakukan  percepatan  untuk  menjamin
              penyelenggaraan layananpenempatan yang mudah, murah, dan aman secara terintegrasi," kata
              mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tersebut.
              Optimalisasi  perlindungan  PMI  pada  level  Pemerintah  Pusat,  kata  Tjahjo,  yang  memegang
              peranan penting adalah Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Luar Negeri, dan BP2MI.
              Lembaga-lembaga  Inilah  yang  mempunyai  peran  strategis  dalampenanganan  pelindungan
              pekerja migran.

              "Tidak hanya itu layana pelindungan dan penempatan yang diberikan jugaperlu didukung dengan
              kementerian atau lembaga sektor dan aparat penegak hukum," katanya.

              Menteri Tjahjo menambahkan, paska UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja
              Migran Indonesia, perlu dilakukan transformasi kelembagaan secara menyeluruh pada organisasi
              BP2MI. Bagaimana pun juga UU Nomor 18 tahun 2017 ini adalah tonggak perjalanan penting
              dalam penguatan kelembagaan pelindungan pekerja migran Indonesia.

              "Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) sendiri
              bersama dengan BP2MI telah menyelesaikan penyusunan organisasi Kantor Pusat BP2MI melalui
              Perpres  Nomor  90  Tahun  2019  tentang  Badan  Pelindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  dan
              Peraturan BP2MI Nomor 4Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja BP2MI," katanya.

              Menurut Tjahjo, penataan organisasi tersebut memang masih menyisakanpekerjaan besar yaitu
              transformasi UPT BNP2TKI menjadi UPT BP2MI, yang saat ini dalam proses pembahasan intensif
              antar  kementerian  dan  lembaga  yang  diinisiasi  oleh  Kemenpan  RB.  Keberadaan  UPT  dalam
              pelaksanaan tugas BP2MI itu sendiri memiliki peran yang sangat strategis dalam peningkatan
              kualitas pelindungan PMI.





                                                           143
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149