Page 142 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 NOVEMBER 2021
P. 142

GUBERNUR BANTEN: PENETAPAN UMP/UMK MENGACU PADA ATURAN
              PEMERINTAH PUSAT
              MetroBanten, Serang – Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) menjelaskan penentuan Upah
              Minimum Provinsi (UMP) dan atau Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) mengacu pada aturan
              normatif yang ditetapkan Pemerintah Pusat. Penetapan UMP dan atau UMK tak bisa bergeser
              dari aturan Perundang-Undangan.

              “Sesuai peraturan (penetapan UMP/UMK, red) tak bisa bergeser dari situ (aturan Perundang-
              undangan, red),” kata Gubernur WH.

              Dijelaskan, bahwa peraturan tentang penetapan UMP dan UMK harus melalui mekanisme sesuai
              peraturan perundang-undangan yang berlaku. Gubernur menyatakan, demo tidak dilarang untuk
              menyampaikan aspirasi, tetapi ketika sudah menjadi kesepakatan, sudah ada keputusan, semua
              harus mematuhinya.

              “Kalau sudah ada kesepakatan, sudah ada keputusan, ya sudah,” ujarnya.

              Seperti diketahui, pembahasan UMP dan UMK sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 11
              Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) dan PP No.36 tahun 2021 tentang Pengupahan.
              Regulasi tersebut salah satunya mengatur perhitungan upah buruh dengan formula baru.

              Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten Al Hamidi menegaskan Pemprov
              Banten  memperhatikan  dan  mencermati  semua  aspirasi  dari  berbagai  elemen  masyarakat
              terutama pekerja/buruh terkait upah minimun.

              “Hingga  saat  ini,  Pemprov  Banten  masih  menunggu  dan  berkoordinasi  dengan  Kementerian
              Tenaga  Kerja  tentang  petunjuk  pelaksanaan  dan  petunjuk  teknis  penetapan  Upah  Minimum
              sesuai regulasi,” jelasnya.
              Dijelaskan, tahapan penetapan upah minimum yaitu setelah ada surat Kementerian Tenaga Kerja
              yang  berisi  petunjuk  pelaksanaan,  petunjuk  teknis,  nilai  inflasi,  dan  pertumbuhan  ekonomi
              masing-masing  provinsi  (termasuk  Provinsi  Banten),  kemudian  Dewan  Pengupahan  Provinsi
              mengadakan  rapat  untuk  memberikan  saran/pertimbangan  kepada  Gubernur  dalam  rangka
              penetapan UMP.

              Selain itu, untuk menindaklanjuti Surat Menaker dimaksud, Gubernur Banten membuat surat
              edaran  kepada  Bupati/Walikota  Se-Provinsi  Banten  yg  berisi  juklak/juknis  sebagaimana
              dijelaskan dalam surat Menaker tersebut dan menjadi pedoman dalam rapat Dewan Pengupahan
              Kabupaten/Kota untuk membahas UMK.

              “Hasil rapat pleno Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota disampaikan kepada Bupati/walikota dan
              Bupati/Walikota  memberikan  rekomendasi  usulan  tentang  besaran  Upah  Minimum
              Kabupaten/Kota kepada Gubernur.” papar Kadisnaker Al Hamidi.

              Dengan demikian Rapat Dewan Pengupahan Provinsi dilaksanakan 2 kali yaitu untuk membahas
              dan menyampaikan rekomendasi saran dan pertimbangan kepada Gubernur untuk ditetapkan
              UMP  yang  diumumkan  selambat-lambatnya  tanggal  21  November  dan  rapat  pembahasan
              saran/pertimbangan  terkait  UMK  yang  harus  diumumkan  selambat-lambatnya  tanggal  31
              Nopember.

              Kadisnaker Provinsi Banten juga kembali menegaskan, yang menjadi pertimbangan penetapan
              upah adalah murni regulasi.

              (rls)


                                                           141
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147