Page 109 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 JULI 2021
P. 109

Ringkasan

              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memperkuat kebijakan Satu Data Ketenagakerjaan
              dengan melakukan koordinasi dan kerja sama antar instansi, mulai dari tingkat pusat sampai
              dengan provinsi dan kabupaten/kota.



              KEMNAKER PERKUAT KONSOLIDASI KEBIJAKAN SATU DATA KETENAGAKERJAAN
              PUSAT DAN DAERAH
              JAKARTA  -  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  memperkuat  kebijakan  Satu  Data
              Ketenagakerjaan dengan melakukan koordinasi dan kerja sama antar instansi, mulai dari tingkat
              pusat sampai dengan provinsi dan kabupaten/kota.

              "Koordinasi dan kerja sama antar instansi di pusat dan daerah diperlukan untuk mendukung
              reformasi  tata  kelola  data  ketenagakerjaan  melalui  kebijakan  Satu  Data  Ketenagakerjaan
              menjadi    hal   yang   fundamental    dalam    menentukan      keberhasilan   pembangunan
              ketenagakerjaan," kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah di Jakarta pada Rabu (30/6).

              Ida Fauziyah mengatakan kebijakan Satu Data Ketenagakerjaan yang telah dilaunching pada 5
              November 2020 yang lalu merupakan implementasi dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 39
              Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 15
              Tahun 2020 tentang Satu Data Ketenagakerjaan.
              Hal  itu,  menandai  dimulainya  Kebijakan  Satu  Data  Indonesia,  khususnya  di  bidang
              ketenagakerjaan.

              "Kebijakan ini merupakan pembenahan tata kelola pemerintah di sektor ketenagakerjaan untuk
              menghasilkan  data  ketenagakerjaan  yang  akurat,  mutakhir,  terpadu,  dan  dapat
              dipertanggungjawabkan,  serta  mudah  diakes  dan  dibagipakaikan  antar  instansi  pusat  dan
              instansi daerah," kata Menaker Ida.

              Berbagai data ketenagakerjaan yang terhimpun dalam Satu Data Ketenagakerjaan di antaranya
              adalah perencanaan ketenagakerjaan, peningkatan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja,
              penempatan tenaga kerja, perluasan kesempatan kerja, penyelenggaraan hubungan industrial
              dan jaminan sosial tenaga kerja, pengawasan pelaksanaan norma kerja dan K3 di tempat kerja.

              "Serta evaluasi hasil pembangunan ketenagakerjaan," ungkapnya.

              Politikus  PKB  itu  mengatakan  kompleksitas  urusan  di  bidang  ketenagakerjaan  ini  menuntut
              akurasi  pengambilan  keputusan  dan  kebijakan  dalam  hal  perencanaan,  pelaksanaan,  serta
              evaluasi.

              "Untuk itu, dukungan data dan informasi yang berkualitas (relevan, akurat, up todate, lengkap
              dan berkesinambungan) sangat penting dan sangat dibutuhkan agar keputusan dan kebijakan
              yang diambil berbasis fakta/bukti (evidence based)," kata Ida Fauziyah.

              Namun, Ida Fauziyah mengatakan dengan disahkannya kebijakan Satu Data Ketenagakerjaan
              bukan berarti bahwa tugas di sektor ketenagakerjaan sudah selesai.

              Sebaliknya,  ke  depan  akan  semakin  berat  menghadapi  tantangan  dan  permasalahan  dalam
              penyediaan dan penyajian data ketenagakerjaan.

              "Karena itu, koordinasi dan kerja sama antar instansi ketenagakerjaan mulai dari tingkat pusat
              sampai dengan daerah provinsi dan kabupaten/kota mutlak diperlukan," kata Menaker Ida.


                                                           108
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114