Page 162 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 DESEMBER 2021
P. 162
"Ini harus menjadi kewaspadaan kita fenomena akhir-akhir ini luar biasa kita. Yang ada trauma
itu perempuan sebenarnya, meskipun sebenarnya korban kekerasan seksual itu tidak hanya
perempuan tapi mayoritas itu perempuan," kata Ida Fauziyah dalam acara Konferensi Pers ILO
dan AJI Indonesia: Pelatihan dan Kompetisi Media untuk Meningkatkan K3 dan Budaya Tempat
Kerja yang Bebas Kekerasan di Jakarta, Selasa, 14 Desember 2021.
Tak cuma di lingkungan pekerjaan, kasus kekerasan seksual belum lama ini jadi sorotan banyak
publik, terutama dalam lembaga pendidikan agama. Seperti yang terjadi di pondok pesantren
salah satunya.
Mengetahui hal ini, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas akan melakukan sederet
langkah agar kekerasan seksual dalam lingkungan pendidikan agama dapat dicegah. Yaqut
mengaku pihaknya terlebih dulu akan melakukan investigasi.
Berikut sederet pernyataan sejumlah tokoh atas kasus kekerasan yang banyak terjadi di tengah
pandemi dihimpun Liputan6.com : Menag Yaqut Cholil Qoumas mengatakan pihaknya telah
menyiapkan langkah strategis untuk mencegah dan mengantisipasi kasus kekerasan dan
pelecehan seksual di lembaga pendidikan agama.
Dia tak mau kasus serupa kembali terjadi di lembaga pendidikan agama.Menurut dia, langkah
pertama yang dilakukan adalah melakukan investigasi.
Yaqut mengaku telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan investigasi di sekolah dan
boarding yang diduga terjadi pelecehan dan kekerasan seksual.
"Kasus ini sangat tidak baik bagi anak bangsa dan juga tentu agama. Karena ini
mengatasnamakan agama semua lembaga pendidikannya," jelas Yaqut dikutip dari siaran pers,
Selasa, 14 Desember 2021.
Langkah kedua, Kemenag menjalin kerja sama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI), aparat kepolisian, dan pihak terkait lainnya dalam penanganan masalah ini, termasuk
dalam proses investigasi. Yaqut khawatir kasus pelecehan seksual yang belakangan mencuat di
lembaga pendidikan itu merupakan fenomena gunung es.
"Kita mau selesaikan ini. Mudah-mudahan tidak ada lagi kasus. Kita mohon dukungan, kita bisa
tuntaskan permasalahan ini dengan cepat. Ini bukan hanya merugikan Islam, tapi juga anak-
anak yang menjadi korban dan keluarga mereka, kasihan sekali," kata dia.
Sementara itu, Menaker Ida Fauziah mengaku tak bisa menoleransi adanya kekerasan seksual
dalam lingkungan kerja. Kekerasan dalam dunia kerja, menurut Ida bukan hanya fisik tetapi juga
psikologis, termasuk perampasan hak dan martabat pekerja.
"Martabat itu mahal ya harganya dan ini berdampak bagi pekerja secara individu. Jangan salah
ini dampaknya kepada perusahaan juga," kata dia.
Kekerasan ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat dan tidak aman. Bahkan bila
terungkap akan mencoreng nama baik perusahaan. Buntutnya perusahaan akan kehilangan
kepercayaan publik.
"Kekerasan dan pelecehan seksual tidak sejalan dengan prinsip program decent work (kerja
layak) sebagaimana yang tertulis dalam Konvensi ILO C190 dan Rekomendasi ILO Nomor 206,"
ujar Ida.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengapresiasi langkah Badan Legislasi (Baleg) DPR yang
menyutujui Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS).
161