Page 63 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 DESEMBER 2021
P. 63
Judul Jalankan Bisnis Penyaluran TKI Ilegal, Pasutri di Tangerang Ditangkap
Nama Media merdeka.com
Newstrend PMI Ilegal
Halaman/URL https://www.merdeka.com/peristiwa/jalankan-bisnis-penyaluran-tki-
ilegal-pasutri-di-tangerang-ditangkap.html
Jurnalis Kirom
Tanggal 2021-12-16 01:00:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Ditjen Binapenta, Non Rilis
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Ringkasan
Pasangan suami istri berinisial AM dan UA di Tangerang harus berhadapan dengan hukum.
Mereka ditangkap karena menjalankan bisnis penyaluran tenaga kerja Indonesia (TKI) secara
ilegal. AM dan UA mencari dan menyalurkan warga negara Indonesia (WNI) untuk dipekerjakan
menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Mereka mematok biaya hingga Rp30 juta untuk setiap
pekerja yang diberangkatkan sebagai pekerja migran. Akibatnya, pasutri ini dijerat dengan pasal
pelindungan pekerja Indonesia dan tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
JALANKAN BISNIS PENYALURAN TKI ILEGAL, PASUTRI DI TANGERANG
DITANGKAP
Pasangan suami istri berinisial AM dan UA di Tangerang harus berhadapan dengan hukum.
Mereka ditangkap karena menjalankan bisnis penyaluran tenaga kerja Indonesia (TKI) secara
ilegal.
AM dan UA mencari dan menyalurkan warga negara Indonesia (WNI) untuk dipekerjakan
menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Mereka mematok biaya hingga Rp30 juta untuk setiap
pekerja yang diberangkatkan sebagai pekerja migran. Akibatnya, pasutri ini dijerat dengan pasal
pelindungan pekerja Indonesia dan tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Kapolres Kota Tangerang Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro menjelaskan, pengungkapan kasus itu
bermula dari informasi dan laporan masyarakat Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, mengenai
keberadaan tempat penampungan tenaga kerja ilegal di dalam area perumahan.
"Pelaku pasangan suami istri berinisial AN dan UA. menampung korban-korbanya di perumahan
di Desa Wanakerta, Kecamatan Sindang Jaya, Tangerang," terang Wahyu, Rabu (15/12).
Polisi kemudian melakukan penyelidikan. Di rumah itu, mereka menemukan tiga laki-laki dan tiga
perempuan, berinisial LN, S, AS, NYW, I dan SN. Mereka mengaku telah dua bulan ditampung
di sana.
62