Page 66 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 DESEMBER 2021
P. 66
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pelaksanaan Kartu
Prakerja gelombang ke-23 pada 2022 nantinya akan dibahas dalam waktu dekat oleh rapat
komite. Rencananya, kuota pendaftaran yang akan dibuka berkisar 3-4,5 juta peserta.
"Jumlah pesertanya nanti sekitar 3 sampai dengan 4,5 juta orang secara total. Pendaftaran tetap
melalui www.prakerja.go.id. Tentunya nanti sekitar awal/akhir Februari kita akan umumkan
kapan gelombang ke-23 akan dimulai," jelas Airlangga pada konferensi pers, Rabu (15/12/2021).
Untuk penyelenggaran Prakerja tahun depan, pemerintah akan menyiapkan anggaran sebesar
Rp11 triliun. Airlangga juga menyebut sistem pelaksanaan Prakerja tahun depan pada semester
I masih akan menggunakan sistem semi-bantuan sosial.
Lalu, pada enam bulan kedua tahun depan atau semester II/2022, pelatihan akan digelar secara
hibrida atau daring dan luring. Skema normal akan diterapkan pada penyelenggaraan Prakerja
dengan tujuan untuk peningkatan kompetensi dengan bantuan pelatihan dan insentif yang lebih
besar.
"[Penyelenggaran] juga didorong untuk pelatihan sejalan dengan critical occupation list [daftar
pekerjaan penting/mendesak]," jelas Airlangga.
Program Kartu Prakerja dimulai pada April 2020 saat pandemi Covid-19 pertama kali melanda
Indonesia dan dunia. Pada 2020, terdapat 5,5 juta penerima Kartu Prakerja yang berasal dari
gelombang 1-11. Total insentif yang telah disalurkan ke peserta adalah sebesar Rp13,36 triliun.
Lalu, pada 2021, jumlah penerima meningkat menjadi 5,9 juta orang yang berasal dari
gelombang 12-22. Sebesar 98 persen atau 5,8 juta orang penerima di tahun ini telah
menyelesaikan pelatihan, dan 96 persen atau 5,7 juta telah menerima insentif. Total insentif
yang disalurkan tahun ini adalah sebesar Rp13,6 triliun.
Airlangga lalu mengklaim efektivitas program terlihat dari hasil berbagai studi dan survey oleh
sejumlah lembaga independen. Contohnya, pada Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)
Agustus 2021 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menemukan bahwa angkatan kerja yang
mengetahui Kartu Prakerja mengalami peningkatan.
"87,2 persen penerima menyatakan pelatihan meningkatkan keterampilan kerja," jelasnya.
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia.
65