Page 258 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 APRIL 2021
P. 258

TELAT BAYAR THR, PERUSAHAAN DIDENDA

              Perusahaan yang terlambat membayarkan tunjangan hari raya (THR) akan mendapatkan sanksi
              dari  pemerintah.  Ketua  Komisi  III  DPRD  Provinsi  Bengkulu,  Drs  Sumardi  MSi  mengatakan,
              berdasarkan  Surat  Edaran  Menaker  RI  Nomor  M/6/  HK.04/IV/2021  tentang  pelaksanaan
              pemberian THR keagamaan tahun 2021 bagi pekerja/buruh di perusahaan, jika perusahaan telat
              membayarkan THR H-7 lebaran, maka perusahaan tersebut akan mendapatkan sanksi berupa
              denda 5 persen, dari akumulasi nilai THR yang akan diberikan kepada karyawannya.

              "Jadi THR itu wajib dibayarkan kepada pekerja," terang Sumardi kepada BE, kemarin (28/4).

              Selain mendapatkan sanksi danda 5 persen dari akumulasi pembayaran THR kepada karyawan,
              lanjut Sumardi, perusahaan tersebut masih tetap wajib membayarkan THR.

              "Denda  ini  tak  menghilangkan  kewajiban  pengusaha  untuk  tetap  membayar  THR  kepada
              pekerjanya," tambahnya.

              Namun  demikian,  pemerintah  tetap  memberikan  kelonggaran  kepada  perusahaan  yang  telat
              membayarkan THR. Kelonggaran itu, THR bisa diberikan kepada karyawannya hingga H-1 atau
              Hari Raya Idul Fitri kurang satu hari.

              Syaratnya,  perusahaan  tersebut  harus  berkoodinasi  dengan  Dinas  Keternagakerjaan  dan
              Transmigrasi (Disnakertrans) setempat bahwa akan membayarkan THR mendekati Hari Raya
              Idul Fitri.
              "Tetap diberikan kelonggaran, asal dikoordinasikan terlebih dahulu," ungkap Sumardi.

              Namun, bagi perusahaan yang tidak membayarkan THR kepada karyawan, maka sesuai dengan
              Peraturan  Menteri  Ketenagakerjaan  nomor  6  tahun  2016,  perusahaan  tersebut  akan
              mendapatkan sanksi tegas. Seperti sanksi tertulis, sanksi teguran, hingga sanksi pembekuan
              tempat usaha.

              "THR itu wajib dibayar lunas, tidak dicicil-cicil. Baik itu perusahan sawit, karet, batu bara dan
              perusahaan lain, semua harus membayarkan HTR ke karyawan," tegas Sumardi.

              Pemberian THR kepada karyawan menjadi penting dilakukan. Apalagi saat ini, ditegaskan politisi
              Golkar itu, bayak karyawan yang tidak boleh melakukan mudik ke luar provinsi.
              Minimal THR yang diberikan itu, bisa diberikan kepada keluarga atau orang tua karyawan yang
              ada di kampung.

              "Seluruh  tenaga  pekerjaan  swasta,  honorer  sebelum  lebaran  sudah  dibayarkan  THR  nya,"
              tuturnya.

              DPRD Provinsi akan melakukan pengawasan. Tidak hanya melakukan pengawasan. Pihaknya
              juga siap menerima pengaduan jika ada perusahaan tidak membayarkan THR. Apalagi saat ini,
              Pemprov melalui Disnakertrans juga sudah membuka posko pengaduan THR.

              "Semua nanti akan ditanya apa yang jadi alasannya. Harus ada argumen yang jelas. Jadi ngak
              ada cerita tidak bayar THR, kecuali perusahaan itu sudah dinyatakan bangkrut oleh pengadilan,
              baru ngak bisa bayar," tutup Sumardi. (151)








                                                           257
   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263