Page 45 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 APRIL 2021
P. 45

Ringkasan

              Ketua  Umum  Pimpinan  Pusat  FSP  TSK  Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (SPSI)  ,  Roy  Jinto
              Ferianto,  mengatakan  masih  ada  perusahaan  di  Kota  Cimahi  dan  Kabupaten  Bandung  yang
              belum  menyelesaikan  Tunjangan  Hari  Raya  (THR)  tahun  lalu.  Hal  ini  terjadi  karena  adanya
              kebijakan pemerintah pusat yang memperbolehkan perusahaan untuk menyicil atau menunda
              pembayaran THR.



              PERUSAHAAN YANG TIDAK BAYAR THR BISA DIDENDA 5 PERSEN DAIR NILAI THR,
              INI PENJELASANNYA

              TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ketua Umum Pimpinan Pusat FSP TSK Serikat Pekerja Seluruh
              Indonesia (SPSI) , Roy Jinto Ferianto, mengatakan masih ada perusahaan di Kota Cimahi dan
              Kabupaten Bandung yang belum menyelesaikan Tunjangan Hari Raya (THR) tahun lalu.

              Hal ini terjadi karena adanya kebijakan pemerintah pusat yang memperbolehkan perusahaan
              untuk menyicil atau menunda pembayaran THR.

              "Pemerintah memberi ruang kepada pengusaha pada tahun lalu, itu boleh bayar THR sampai
              bulan Desember 2020. Tapi, sampai sekarang malah masih ada yang belum selesai," ujarnya
              dalam diskusi Forum Diskusi Wartawan Bandung (FDWB) bersama Prodi Doktor Ilmu Manajemen
              (DIM) Unpad di Kampus Unpad, Jalan Dipatiukur, Kamis (29/4/2021).
              Jika  merujuk  pada  Permenaker  Nomor  6  Tahun  2016,  katanya,  tidak  tertuang  mengenai
              pembayaran THR yang diperkenankan untuk ditunda atau dicicil.

              THR disebut sebagai penghasilan buruh non-upah yang sifatnya wajib. Saat ada perusahaan
              yang dibolehkan melakukan musyawarah, akhirnya THR dibayar tidak tepat waktu.

              "Pasal 2 dan Pasal 5 pada Permenaker itu merupakan kunci bagi perusahaan untuk memenuhi
              hak  karyawan  memperoleh  THR.  Aturan  (Surat  Edaran  Menteri  Tenaga  Kerja)  baru  justru
              melanggar aturan yang sudah ada. Buruh sangat dirugikan," ucapnya.

              Roy mengataman kebijakan paket ekonomi yang dibuat pemerintah pusat mengarah hanya demi
              kepentingan pengusaha.
              Kondisi  Covid-19  ini  selalu  dijadikan  alasan  padahal  industri  garmen  sudah  berjalan  normal
              setelah Idulfitri tahun lalu.

              Sementara itu, Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jawa Barat, Cucu Sutara, mengatakan
              hingga kini pihaknya belum menerima tembusan surat penangguhan pembayaran THR 2021.

              Cucu menjelaskan, pembayaran THR sudah menjadi perintah yang wajib dijalankan pemerintah.
              Bila tidak, pengusaha akan dikenai denda sebanyak lima persen.

              Untuk itu, pihaknya mengimbau semua pengusaha untuk membayar THR. Walaupun kondisi
              perusahaan di Indonesia sangat terdampak pandemi Covid-19.

              "Yang sakit saat ini pengusaha. ASN tidak terkena dampak. Akademisi tidak terkena dampak.
              Tapi kami sangat  terdampak.  Informasi  yang  diperoleh  dari  perbankan,  sebanyak  70  persen
              pengusaha melakukan restrukturisasi atau penangguhan pembayaran kredit," katanya.

              Itu artinya, mereka kesulitan untuk membayar THR. Untuk membayar THR tersebut, banyak
              perusahaan yang menjual aset hingga memaksimalkan restrukturisasi.

                                                           44
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50