Page 6 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 NOVEMBER 2020
P. 6
Ringkasan
Toko serba ada (department store) di bawah MAP Group dikabarkan telah melakukan
pemotongan gaji kepada karyawan dan merencanakan untuk melakukan pemutusan hubungan
kerja ( PHK ) kepada ratusan karyawan. Hal itu diungkapkan oleh Serikat Pekerja di bawah MAP
Group, yakni Onny Assad yang merupakan Ketua Bidang Hukum Serikat Pekerja Industri Ritel
Indonesia. Dia mengatakan sebanyak 2.500 karyawan di SOGO saja sudah mengalami
pemotongan gaji sepihak.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) massal kembali menghantam Tanah Air. Kali ini, sebuah pabrik
sepatu di Cikupa, Tangerang melakukan PHK terhadap 1.800 karyawannya. Laporan itu diterima
oleh Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Tangerang. Saat ini, Disnaker Kabupaten
Tangerang sedang meminta data lengkap masing-masing karyawan yang di-PHK. Nantinya, data
itu akan digunakan untuk mendaftarkan korban PHK pada program-program bantuan
pemerintah.
PHK TERJADI LAGI, DARI DEPARTMENT STORE HINGGA PABRIK SEPATU
Toko serba ada (department store) di bawah MAP Group dikabarkan telah melakukan
pemotongan gaji kepada karyawan dan merencanakan untuk melakukan pemutusan hubungan
kerja ( PHK ) kepada ratusan karyawan.
Hal itu diungkapkan oleh Serikat Pekerja di bawah MAP Group, yakni Onny Assad yang
merupakan Ketua Bidang Hukum Serikat Pekerja Industri Ritel Indonesia. Dia mengatakan
sebanyak 2.500 karyawan di SOGO saja sudah mengalami pemotongan gaji sepihak.
"Di SOGO sendiri ada 2.500 yang dipotong gajinya. Yang dirumahkan untuk dirancang PHK ada
sekitar 300 orang. Itu jumlah hanya SOGO saja, untuk MAP Group mungkin lebih besar lagi,"
kata Onny dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu (11/11/2020).
Manajemen, lanjut dia juga menyurati karyawan untuk secara "sukarela" mengajukan PHK
kepada perusahaan dengan imbalan 1 kali PMTK.
"Alasan pandemi COVID-19 ini terkadang digunakan oleh pengusaha secara sepihak tanpa
membicarakannya dan persetujuan karyawan dan atau Serikat Pekerja yang ada, sehingga
terlihat bahwa apa yang dilakukan oleh manajemen melampaui dan melanggar peraturan Tenaga
Kerja," tegasnya.
Serikat Pekerja, dijelaskan Onny telah beberapa kali melayangkan surat kepada manajemen
untuk membicarakan keputusan manajemen yang menurutnya melanggar hukum.
"Serikat pekerja menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh manajemen sekarang adalah
karena manajemen tidak menjalankan Manajemen Perusahaan Secara Baik terutama
menjalankan ketentuan pasal 70 UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) yang
mewajibkan untuk menyimpan dana cadangan sebesar 20% dari keuntungan yang diperoleh
tiap tahun buku yang akan digunakan sebagai antisipasi kerugian yang mungkin akan dialami di
kemudian hari dan tidak mau mengerti tentang Tanggung Jawab Sosial sebagaimana yang
diamanahkan oleh pasal 74 UUPT tersebut," ujarnya.
Pabrik sepatu juga diterpa badai PHK.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) massal kembali menghantam Tanah Air. Kali ini, sebuah pabrik
sepatu di Cikupa, Tangerang melakukan PHK terhadap 1.800 karyawannya. Laporan itu diterima
oleh Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Tangerang.
5