Page 194 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 MARET 2021
P. 194
Dalam mensukseskan program tersebut, Kemnaker menjadikan agenda 6R sebagai perhatian
utamanya. 6R yang dimaksud, yaitu reformasi kelembagaan, redesain substansi pelatihan,
revolusi SDM, reviltasisasi fasilitas dan sarana prasarana, rebranding BLK dan relationship .
Sementara untuk mempersiapkan pelatihan vokasi dalam menghadapi proses transformasi
ketenagakerjaan akibat pandemi dan revolusi industri 4.0, Kemnaker telah menyusun sejumlah
kebijakan pelatihan vokasi agar sesuai dengan munculnya peluang usaha dan jenis pekerjaan
baru di era pandemi.
Diantara kebijakan yang disusun, adalah kebijakan Triple Skilling, yakni skilling, re-skilling, dan
up-skilling bagi pekerja, optimalisasi pemagangan berbasis jabatan, peningkatan soft skills,
perubahan kurikulum dan metode yang berfokus pada human digital online (menggunakan
metode blended training) serta kolaborasi dengan semua stakeholders, terutama pelaku industri
untuk menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Menurut Menaker Ida, sinergi dan kolaborasi antara BLK dan stakeholders, terutama dari dunia
usaha dan industri sebagai pengguna tenaga kerja sangat penting.
Sebab dengan dilakukannya sinergi, maka dapat dipastikan lulusan pelatihan telah sesuai dengan
kebutuhan industri dan lebih mudah terserap.
Menaker bikang, dunia usaha sebagai penyerap tenaga kerja yang memiliki peran besar dalam
menentukan kompetensi yang dibutuhkan saat ini dan di masa depan agar proses _link and
match_ antara pendidikan dan dunia kerja bisa tercipta.
"Pada akhirnya, program pelatihan vokasi akan mengurangi biaya training dan investasi SDM
bagi industri, sehingga tercipta hubungan yang saling menguntungkan antara BLK dan industri,"
ucapnya.
Sebelum membuka Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Tahap I di BLK Ternate, Menaker
berkesempatan meninjau langsung lokasi pengelasan dan kelistrikan di BLK yang didampingi
langsung gubernur Abdul Ghani Kasuba.
193