Page 107 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 FEBRUARI 2021
P. 107

DAMPAK PADEMI,JUMLAH PENGANGGURAN CAPAI 9,77 ORANG

              Pemulihan ekonomi harus dipercepat, salah satunya dengan memperbaiki data sasaran penerima
              program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menegaskan sebanyak 29,12 juta penduduk
              usia  kerja  terdampak  pandemi  COVID-19.  Selain  itu,  pandemi  juga  berakibat  pada  jumlah
              pengangguran terbuka yang mencapai 9,77 juta orang.

              "Akibat dari pandemi COVID-19 naiknya luar biasa, yang sebenarnya pada awal tahun 2020
              pengangguran kita sudah turun," kata Menaker Ida dalam konferensi pers yang dipantau virtual
              dari Jakarta pada Rabu (10/2/2021).

              Tingkat pengangguran terbuka Indonesia, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada
              Agustus 2020, telah mencapai 7,07 persen. "Data BPS juga menunjukkan bahwa penduduk yang
              terdampak COVID-19 pada usia kerja jumlahnya cukup tinggi yaitu 29,12 juta," tambah Ida. Dari
              angka  tersebut,  sekitar  24,03  juta  orang  masih  berstatus  sebagai  pekerja  meski  mengalami
              pengurangan  jam  kerja  karena  COVID-19,  2,56  juta  orang  kehilangan  pekerjaan  atau
              menganggur, 1,77 juta orang sementara tidak bekerja, dan sekitar 760 ribu orang masuk dalam
              bukan angkatan kerja sebagai akibat dari pandemi.

              Indonesia sendiri memiliki 138,22 juta penduduk yang masuk dalam angkatan kerja, menurut
              data BPS pada Agustus 2020. Hal itu terjadi saat Indonesia mengalami bonus demografi di mana
              milenial dan generasi Z mendominasi komposisi demografi penduduk.

              Percepat Pemulihan

              Lembaga  kajian  ekonomi  Institute  for  Development  of  Economics  and  Finance  (Indef)
              sebelumnya  meminta  pemerintah  untuk  meningkatkan  efektifitas  stimulus  fiskal  dengan
              memperbaiki data sasaran penerima program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

              "Selain  itu,  pemerintah  juga  harus  meningkatkan  perbaikan  mekanisme  pengalokasian,
              perubahan nilai alokasi anggaran, menghapus kegiatan-kegiatan program PEN yang boros dan
              tidak efektif, hingga menempatkan skala prioritas dalam menjaga konsumsi masyarakat untuk
              makanan dan minuman tetap terjaga dengan baik," ujar ekonom Indef M Rizal Taufikurrahman.

              Ia menambahkan alokasi anggaran PEN tahun 2021 yang diperkirakan sebesar Rp6i9 triliun juga
              perlu  dikaji  ulang.  Menurut  dia,  program  pemulihan  ekonomi  nasional  tahun  2020  dengan
              realisasi sebesar Rp579,78 triliun atau 83,34 persen dari target sebesar Rp695,2 triliun belum
              dapat  pendorong  lebih  besar  pemulihan  ekonomi  nasional.  "Karena  itu,  program  PEN  ke
              depannya perlu terobosan lain agar mempercepat pemulihan ekonomi nasional," katanya.

              Di samping itu, lanjut Rizal, pemerintah juga harus dapat memastikan bahwa ketersediaan vaksin
              benar-benar dapat disediakan dalam kurun waktu tahun 2021. "Untuk itu, perlu upaya yang
              cukup serius dalam pengadaan vaksin dalam kurun waktu relatif cepat," katanya.

              Ia mengatakan keberadaan vaksin dari sisi penyediaan (supply) diperkirakan hingga tahun 2023
              dimana the economist memperkirakan hingga triwulan 3 tahun 2023 baru 60 persen penduduk
              sasaran yang bisa divaksinasi dari target 70 persen.

              "Artinya, kondisi covid akan terus membayangi hingga tahun 2023. Implikasinya, maka Indonesia
              akan masuk resesi yang berkepanjangan. Ketidakpastian ini akan memberikan sinyal bahwa akan
              sulit ekonomi pulih dalam waktu dekat," katanya.

              Danial/Sammy


                                                           106
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112