Page 13 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 FEBRUARI 2021
P. 13

KONTAN: Siapa saja aspiratornya?

              FRANKY: Total ada 238 aspirator yang terdiri dari 9 kampus dan perguruan tinggi, 72 individu,
              15  perusahaan,  36  perkumpulan  usaha,  23  perkumpulan  profesi,  22  lembaga  swadaya
              masyarakat (LSM), 29 lembaga negara. Dan, ada 32 melalui website.

              KONTAN: Apakah buruh dilibatkan dalam proses perumusan?

              FRANKY: Buruh ini mekanismenya berbeda. Meskipun begitu, tim kita tetap menerima masukan
              dari buruh. Berbeda itu begini maksudnya. Ada RPP Tenaga Kerja itu mekanismenya melibatkan
              Dewan  Nasional  Pengupahan  bersama  Kemnakertrans.  Ada  juga  RPP  Jaminan  Kehilangan
              Pekerjaan, ini ada Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN).

              Jadi,  menurut  saya,  buruh  mekanismenya  jauh  lebih  terbuka.  Namun  kalau  seperti  asosiasi,
              misalnya, ini memang kami akomodir penuh, karena mereka mekanismenya tidak seperti buruh.

              KONTAN: Kapan diketoknya?

              FRANKY: Saya kurang tahu. Harusnya, ya, awal Februari ini. Secara proses harusnya sekarang
              tinggal menunggu Presiden. Namun, harus diingat, ini kan bani pertama kita mengupayakan
              omnibus law dan gambarannya ini kan sangat besar. Bayangkan, ada 52 aturan yang diharapkan
              keluar bersamaan. Mengapa? karena tidak sedikit RPP itu yang saling berkaitan.

              Contoh, RPP yang paling krusial tentang penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis risiko
              atau norma standar dan kriteria yang terkait di dalamnya ada 18 sektor. Sementara ada beberapa
              sektor yang juga sedang diterbitkan RPP-nya.

              Misal,  ada  RPP  kelautan  dan  perikanan  dan  ada  juga  RPP  sektor  kelautan  dan  perikanan.
              Sehingga,  saya  yakin  sebenarnya  sudah  ada  yang  selesai  di  tangan  presiden,  namun  dalam
              mengeluarkannya, alangkah lebih baiknya kalau ber-sama-sama.

              KONTAN:  Apakah  benar  ada  RPP  dan  RPPres  yang  bertentangan  atau  tabrakan  dengan  UU
              Ciptaker?

              FRANKY:  Lebih  kepada  adanya  pasal  berbeda  dan  yang  baru.  Kita  sudah  komunikasikan  itu
              langsung dan ada juga langsung diakomodir. Namun ada juga yang tetap karena alasan sudah
              merupakan turunan aturan yang ada di atasnya

              Kalau kita lihat, masih dalam koridor perbaikan dari regulasi-regulasi yang ada. Misal di RPP Pos
              Telekomunkasi dan Penyiaran, lalu ada juga di RPP Penataan Ruang.

              KONTAN: Tantangan dalam menyerap aspirasi, apa saja?

              FRANKY: Saya lihat, kalau proses UU Ciptaker di high level atau kementerian cukup solid. Tetapi,
              kalau sudah sampai di RPP, apalagi sektoral, maka ada ego sektoral. Untuk melakukan sinergi
              antara satu ke-menterian dengan kementerian lain cukup sulit. Misal ada yang tidak datang, ya
              agak repot.

              Ada juga meeting kadang yang mewakili orang kurang tepat. Itu terjadi, lho, dan saya melihatnya
              saat ikut harmonisasi. Harapan saya, sebaiknya kalau ini ditetapkan, diterima, dan disiapkan



                                                           12
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18