Page 9 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 FEBRUARI 2021
P. 9

Bila kemudian muncul persoalan unrealized loss, Timboel menyatakan, ini risiko yang umum di
              dunia pasar modal. "Selagi belum dijual, artinya belum ada rugi, masih potensial loss. Kapan dia
              menjadi realisasi, yaitu ketika dijual," ujarnya.

              Jika ada kerugian investasi pada beberapa saham, kata Timboel, ini efek dibeli sebelum direksi
              sekarang menjabat. Saham baru yang dibeli BP Jamsostek saat ini hanya PT Waskita Beton
              Precast Tbk (WSBP), yang memang keluar dari jajaran saham LQ45.

              Manajemen  BP  Jamsostek,  kata  Timboel  justru  layak  mendapatkan  apresiasi,  setelah
              memangkas fee bagi pengelolaan efek sejak 9 Maret 2017. BP Jamsostek menggunting rna-
              nagement  fee  dari  sebelumnya  2,5%  menjadi  rata-rata  1%.  Hal  ini  berakibat  penghematan
              sebesar Rp 361,86 miliar.

              Hanya diakui Timboel, sulit menemukan keterangan detail mengenai daftar efek yang dijadikan
              aset investasi BP Jamsostek. Hanya di laporan keuangan tahunan BPJS tahun 2018 sgya, detail
              efek saham dan reksadana bisa dilihat.


              "Ini yang sering kami minta. Imbal hasil JHT sejak tahun 2017 sampai sekarang terus turun,"
              terang Timboel.

              Harus actual loss

              Adapun pakar hukum pidana Jamin Ginting menyebut berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi
              (MK) 25/ 2016, untuk menentukan adanya perbuatan pidana harus ditentukan dulu actual loss
              atas kerugian negara yang nilai kerugiannya ditetapkan oleh BPK. "Tidak bisa kerugian tersebut
              sebagai potensial loss," tutur Jamin.

              Jamin  menegaskan,  keputusan  investasi  BP  Jamsostek  sebagai  pelaksanaan  kebijakan  yang
              diamanatkan UU, bisa di-pidana tapi harus dilihat prinsipnya.

              Pertama, apakah kebijakan tersebut dibuat dengan feasibility study yang cukup dalam dengan
              melibatkan ahli yang kompeten. Kedua, apakah dengan kebijakan tersebut ada keuntungan yang
              secara langsung dan tidak langsung diterima pembuat kebijakan.

              Ketiga,  apakah  kebijakan  yang  dilakukan  merupakan  bagian  tugas  yang  damanatkan  dalam
              Tupoksi atau AD/ART. Keempat, apakah ada upaya mencegah kerugian yang lebih besar lagi
              pada saat diketahui dan disadari akan berdampak lebih jauh.

              Keempat prinsip ini, lanjut. Jamin, yang harus dibuktikan. Kalau terdapat pelanggaran, maka
              orang tersebut dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana.

              Sementara  itu,  Otoritas  Jasa  Keuangan  (OJK)  mendukung  proses  penegakan  hukum.  Anto
              Prabowo, Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK mengakui, institusinya telah melakukan
              pemeriksaan atas BP Jamsostek. "Semua hasil pemeriksaan dan langkah yang harus dilakukan,
              sudah disampaikan ke BPJS," ujar Anto.

              Lebih  lanjut  Anto  menegaskan,  saat  ini,  OJK  menunggu  proses  di  Kejagung.  Itu  termasuk
              penyampaian keterangan dari pengawas OJK untuk memperjelas kasus yang sedang disidik.

              Adapun Wakil Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo
              mengusulkan,  agar  ke  depan  BPJS  dapat  melantai  di  bursa  efek.  "Tujuannya  bukan  untuk
                                                            8
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14