Page 21 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 JANUARI 2021
P. 21

Ringkasan

              Langkah  pemerintah  untuk  menjalankan  program  Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan/JKP
              (Unemployment Protection ) dinilai harus dijalankan secara terintegrasi dari tahapan awal hingga
              akhir. JKP merupakan salah satu program yang diamanatkan oleh UU no 11 tahun 2020 tentang
              Cipta  Kerja  untuk  diatur  dalam  Peraturan  Pemerintah  (PP)  Dengan  adanya  program  JKP  ini
              diharapkan  peserta  bisa  menghadapi  masa  transisi  dengan  baik.  Dimulai  saat  tenaga  kerja
              mengalami  Pemutusan  Hubungan  Kerja  (PHK)  hingga  bisa  bekerja  lagi.  Pemerintah  diminta
              untuk menyediakan informasi pasar tenaga kerja yang memadai agar program ini bisa berjalan
              mulus.



              PELAKSANAAN PROGRAM JKP BUTUH PENANGANAN TERINTEGRASI

              Langkah  pemerintah  untuk  menjalankan  program  Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan/JKP
              (Unemployment Protection ) dinilai harus dijalankan secara terintegrasi dari tahapan awal hingga
              akhir. JKP merupakan salah satu program yang diamanatkan oleh UU no 11 tahun 2020 tentang
              Cipta  Kerja  untuk  diatur  dalam  Peraturan  Pemerintah  (PP)  Dengan  adanya  program  JKP  ini
              diharapkan  peserta  bisa  menghadapi  masa  transisi  dengan  baik.  Dimulai  saat  tenaga  kerja
              mengalami  Pemutusan  Hubungan  Kerja  (PHK)  hingga  bisa  bekerja  lagi.  Pemerintah  diminta
              untuk menyediakan informasi pasar tenaga kerja yang memadai agar program ini bisa berjalan
              mulus.

              "Di ujung program ini ada akses terhadap pasar kerja. Sedangkan akses terhadap pasar kerja ini
              bisa dilaksanakan manakala pemerintah punya Pusat Informasi terhadap pasar kerja. Saya kira
              sampai sekarang belum kita kan belum punya," ucap Anggota DPR Komisi IX dari Fraksi Golkar
              Yahya Zaini dalam rapat kerja di Gedung DPR, Senin (18/1).

              Yahya mengatakan berdasarkan konvensi organisasi buruh internasional (International Labour
              Organization/ILO) nomor 102 tahun 1952 dan konvensi 168 tahun 1988 ada beberapa hal yang
              harus dimasukkan di dalam grand desain jaminan kehilangan pekerjaan.

              Pertama yaitu cakupan pesertaan. Dalam konvensi ILO disebutkan cakupan kepesertaan minimal
              85% dari peserta pekerja. Bahkan di banyak negara sudah 100%. Namun ada pengecualian
              misalnya  terkait  dengan  kualifikasi  pesertanya  yang  pasti  adalah  orang  yang  kehilangan
              pekerjaan atau kena PHK yang kedua dia sudah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan "Menurut
              saya ini patut dikaji kembali dan dalam hal mengkaji masalah ini segera perlu melibatkan DJSN
              karena nanti terkait dengan aktuaria nya," ucap Yahya.

              Kedua yaitu tentang durasi tunjangan, di dalam Undang Undang Cipta Kerja disebutkan diberikan
              dalam  bentuk  enam  kali  gaji  atau  dalam  waktu  enam  bulan.  Namun  besarannya  belum
              disebutkan. Berdasarkan konvensi ILO ini minimal 50% dari gaji pekerja. Yahya mencontohkan
              di besaran tunjangan untuk program ini di Malaysia secara presentasi menurun selama 6 bulan
              itu  80%  50%  40%  40%  30%  30%.  Sedangkan  di  Vietnam  sebesar  60%  gaji  dengan  masa
              selama 6 bulan.

              "Kalau 100% mungkin terlalu memberatkan karena ada kompensasi lain yang akan diberikan
              dalam bentuk vokasional training di samping juga akses terhadap pasar kerja," ucap Yahya.

              Yahya mengatakan sumber pembiayaan JKP bisa dilakukan melalui rekomposisi jaminan maupun
              dari operasional BPJS tenaga kerja. Untuk rekomposisi dari BPJS Ketenagkerjaan sulit dilakukan
              karena biayanya juga kecil. Langkah yang paling memungkinkan adalah rekomposisi Jaminan
              Kecelakaan Kerja (JKK)  dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penetapan iuran juga harus
              dilakukan secara tripartit antara pemeirntah, buruh, dan pengusaha.


                                                           20
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26