Page 16 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 JANUARI 2021
P. 16

perampingan, atau efisiensi penambahan status kepemilikan perusahaan, kerugian, tutup dan
              pailit, serta pengusaha melakukan kesalahan terhadap pekerja


              PEKERJA KONTRAK TAK DAPAT JKP

              Jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) tidak akan dimiliki pekerja dengan perjanjian kerja waktu
              tertentu  (PKWT)  alias  pekerja  kontrak.  Itu  diketahui  daiigrand  design  yang  dipaparkan
              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker). Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar
              menyayangkan kondisi tersebut Jika pekerja PKWT dikecualikan, kata dia akan sangat banyak
              yang tidak mendapat manfaat dari JKP.

              Mengingat,  dibukanya  pasal  59  dan  66  dalam  Undang-Undang  Cipta  Kerja  (Ciptaker)  akan
              berdampak  pada  semakin  banyaknya  pekerja  yang  di-PKWT-kan.  Termasuk  mereka  yang
              outsourcing seperti satpam dan cleaning service.

              "Kalau PKWT tidak dimasukkan, akan semakin banyak yang tidak berhak mendapat JPK. Makin
              sengsara karena JKP ada pelatihan," ujarnya kemarin (19/1).

              Padahal, lanjut dia, di UU Ciptaker jelas disebutkan bahwa JKP diberikan untuk menjamin daya
              beli pekerja setelah diputus hubungan kerja (PHK).

              Dengan begitu, bisa terjaga kesejahteraannya setelah tak lagi bekerja Menurut dia, selesainya
              kontrak  yang  dimiliki  pekerja  PKWT  juga  termasuk  dalam  kategori  pemutusan  kerja  "Di  UU
              13/2003,  ada  15  jenis  PHK.  Salah  satunya  PKWT"  ungkapnya  Karena  itu,  pemerintah  harus
              meninjau ulang definik PHK dalam JKP.

              "Orang  diputus  kontraknya  kan  diputushubungan  kerjanya,  ggp/cari  kerja  lagi"  sambungnya
              Bukan hanya itu,Timboel juga menyoroti para pekerja PKWT yang selama ini sudah diwajibkan
              membayar iuran jaminan kecelakaan kerja (IKK), jaminan kematian (JKM), dan jaminan hari tua
              (JHT).

              Menurut  dia,  akan  sangat  tidak  ada  artinya  ketika  mereka  sudah  ikut  gotong  royong  dalam
              jaminan  sosial  ketenagakerjaan,  tapi tidak  bisa diikutsertakan dalam  JKP.  Selain  itu,  pekerja
              PKWT sejatinya menjadi pihak yang paling berhak mendapat pengembangan diri dari pelatihan
              dalam program JKP.

              "Semakin banyak yang terdiskriminasi. Padahal, justru orang-orang di level inilah yang layak
              mendapat JKP untuk meningkatkan Skillnya" ungkapnya Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida
              Fauziyah saat rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI memang belum menjelaskan secara detail
              penyebab pekerja PKWT tak masuk dalam JKP.

              Dia  hanya  mengatakan  bahwa  kriteria  PHK  dalam  JKP  adalah  melakukan  penggabungan,
              perampingan, atau efisiensi pembahan status kepemilikan perusahaan, kerugian, tutup danpailit,
              serta pengusaha melakukan kesalahan terhadap pekerja.

              "Kriteria tersebut dengan mengecualikan PKWT, pensiun, meninggal, dan cacat total," katanya
              Selain kriteria PHK, Menaker menjelaskan substansi lain yang terdapat dalam RPP JKP. Yakni,
              kepesertaan program JKP.

              Kepesertaan itu berasal dari peserta penerima upah danharus mengikuti empat program Yaitu,
              JHT, JKK, JKM, dan jaminan pensiun (JP). Dalam waktu dekat, dilakukan pembahasan draf RPP
              JKP bersama tripartit. "Ini baru draf karena kami dalam proses penyusunan RPP-nya," katanya.
              (mia/c7/fal)


                                                           15
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21