Page 49 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 JANUARI 2021
P. 49
BURUH SEBUT TERJADI GELOMBANG KEDUA PHK BESAR-BESARAN, INI BUKTINYA
Berbagai permasalahan timbul akibat adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak
Maret 2020 lalu. Salah satu persoalan yang nampak, yaitu tingkat pengangguran yang meningkat
akibat krisis ekonomi dari adanya wabah tersebut.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyebut, setidaknya ada tiga
persoalan utama di tahun 2021. Ketiga persoalan tersebut yaitu pandemi Covid-19 yang belum
terkendali, resesi ekonomi yang makin dalam, dan ledakan PHK gelombang kedua di sektor
industri manufaktur.
"Saat ini sedang terjadi gelombang kedua PHK besar-besaran di sektor industri manufaktur, baik
labour intensive maupun capital intensive. Adanya PHK besar-berasan ini ditandai dengan
menurunnya jumlah kepersertaan BPJS Kesehatan, sementara pada saat yang sama
pengambilan JHT meningkat drastis," kata Said kepada Okezone, Selasa (19/1/2021).
Dia menambahkan, buruh yang memiliki JHT pasti buruh yang bekerja di sektor formal atau
industri manufaktur. Namun sebelumnya, sudah terjadi PHK gelombang pertama di sektor
industri pariwisata dan turunannya serta UMKM.
"Belum juga buruh yang mengalami PHK di gelombang pertama terserap lapangan kerja, kini
ledakan PHK kembali terjadi. Oleh karena itu, KSPI meminta agar pemerintah segera
menyelesaikan ketiga persoalan di atas. Apalagi saat ini, persoalan tersebut sudah di depan
mata," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Utama BP Jamsostek Agus Susanto mengaku terjadi lonjakan klaim JHT
imbas dari PHK tidak bisa dihindari, yaitu sebesar 15,22% atau sebanyak 2,2 juta pengajuan
klaim JHT pada tahun 2019 dengan nominal yang juga melonjak 24,25% atau sebesar Rp26,64
Triliun.
Sepanjang tahun 2020, pembayaran klaim atau jaminan yang dikucurkan BP Jamsostek
mengalami peningkatan sebesar 20,01% atau mencapai Rp36,5 triliun. Dengan perincian klaim
untuk Jaminan Hari Tua (JHT) mencapai Rp33,1 triliun untuk 2,5 juta kasus, Jaminan Kematian
(JKM) sebanyak 34,7 ribu kasus dengan nominal sebesar Rp1,35 triliun, Jaminan Kecelakaan
Kerja (JKK) sebanyak 221,7 ribu kasus dengan nominal sebesar Rp1,55 triliun, dan Jaminan
Pensiun (JP) sebanyak 97,5 ribu kasus dengan nominal sebesar Rp489,47 miliar.
“Tentunya kami akan selalu optimis dengan tetap waspada terhadap tantangan-tantangan yang
mungkin akan muncul di depan, seperti dengan mewujudkan transformasi digital berkelanjutan.
Tahun 2021 ini harus bisa dijadikan titik balik pulihnya perekonomian Indonesia setelah didera
pandemi. BP Jamsostek siap mendukung upaya ini agar perlindungan menyeluruh pekerja
Indonesia dapat segera terwujud”, katanya.
48