Page 116 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 NOVEMBER 2020
P. 116

SURVEI KEMENAKER: 88% USAHA TERKENA DAMPAK PANDEMI

              Survei  Kementerian  Ketenagakerjaan  menyatakan  sebanyak  88%  perusahaan  terdampak
              pandemi  dalam  operasi  enam  bulan  terakhir.  Dampak  yang  dirasakan  perusahaan  tersebut
              adalah mengalami kerugian usaha.

              Survei  ini  dilakukan  melalui  online,  termasuk  melalui  telepon  dan  email  terhadap  1.105
              perusahaan yang dipilih secara probability sampling sebesar 95% dan margin of error (MoE)
              sebesar 3,1% pada 32 provinsi di lndonesia.

              "Kerugian  tersebut  umumnya  disebabkan  penjualan  menurun  sehingga  produksi  harus
              dikurangi,"  kata  Kepala  Badan  Perencanaan  dan  Pengembangan  Ketenagakerjaan,  Bambang
              Satrio Lelono di Jakarta, Selasa (24/11/2020).

              Hasil  survei  menunjukkan  ada  penurunan  permintaan,  produksi,  hingga  keuntungan.  Pada
              umumnya  terjadi  pada  perusahaan  UMKM,  yaitu  di  atas  90%.  Perusahaan  yang  terdampak
              terbesar, yakni penyediaan akomodasi makan dan minum, real estat, dan konstruksi.

              Dari survei itu sebagian besar perusahaan tetap mempekerjakan pekerjanya. Hanya terdapat
              17,8%  perusahaan  yang  memberlakukan  pemutusan  hubungan  kerja.  Sementara  25,6%
              perusahaan yang merumahkan pekerjanya dan 10% yang melakukan keduanya.

              "Respons perusahaan ini dikarenakan hal tersebut satu-satunya jalan untuk efisiensi di tengah
              masa pandemi," tambahnya.
              Bambang menambahkan setelah pandemi, keterampilan teknologi paling dibutuhkan, antara lain
              terkait penguasaan teknologi informasi dan komunikasi, dan penguasaan teknologi industri untuk
              diversifikasi produk. Implikasinya, baik bagi pihak pemerintah dan swasta perlu menyediakan
              pendidikan dan keterampilan yang sarat dengan penguasaan teknologi.
              "Implikasi setelah masa pandemi mengisyaratkan bahwa work from home/teleworking menjadi
              pilihan  utama  bagi  perusahaan  sehingga  menjadi  lebih  fleksibel  meskipun  efesiensi  jumlah
              tenaga kerja dan pengurangan upah menjadi tidak bisa dihindarkan," ucapnya.

              Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad menilai di tengah pandemi, sebagian besar perusahaan
              masih beroperasi, tetapi dari sebagian besar perusahaan tersebut mengurangi jam kerja dan
              menerapkan work from home.

              Menurut  Tauhid,  implikasi  ke depan  bagi  ekonomi  dengan  situasi  pandemi  membuat  kondisi
              perekonomian akan berdampak cukup besar bahwa dengan permintaan, sebagian orang akan
              bekerja dari rumah.

              "Permintaan barang dan jasa sedikit agak mengalami perubahan, ekonomi juga akan berubah
              mengikuti pola kerja yang selama ini ada, dan juga akan terus berkembang dengan apa yang
              flexible working arrangement yang saya kira akan menjadi tuntutan ke depan," pungkasnya.

















                                                           115
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121