Page 17 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 FEBRUARI 2021
P. 17

MENAKAR MANFAAT RPP PENGUPAHAN

              Bisnis,  JAKARTA  ---  Era  baru  pengupahan  di bawah  Undang-Undang  Nomor  11 Tahun  2020
              tentang Cipta Kerja mulai dirinci melalui Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Pengupahan.
              Pro dan kontra masih terjadi, tetapi ruang diskusi tetap terbuka.

              lim Fathlmah Timor ria

              iim.fathlmah@bisnls.com

              Wakil Ketua Dewan Pengupahan Nasional dari unsur pengusaha Bob Azzam menilai formulasi
              terbaru upah minimum yang tertuang dalam RPP Pengupahan bisa mengurangi kesenjangan
              upah yang lebar antardaerah.

              Berbeda dengan acuan penghitungan upah minimum pada Peraturan Pemerintah No. 78/2015
              tentang Pengupahan, upah minimum provinsi tidak lagi hanya mengacu pada produktivitas dan
              kondisi perekonomian yang mencakup nilai pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

              Dalam RPP turunan di bawah UU Cipta Kerja, upah minimum ditetapkan berdasarkan kondisi
              ekonomi  dan  ketenagakerjaan,  sedangkan  upah  minimum  kota/  kabupaten  ditentukan
              berdasarkan pertumbuhan ekonomi atau inflasi kota/kabupaten yang bersangkutan.

              Adapun, kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan yang dimaksud mengacu pada variabel paritas
              daya beli, tingkat penyerapan tenaga kerja, dan median upah yang Poin dalam RPP Jaminan
              Kehilangan Pekerjaan

              datanya bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS).

              "Formula yang lalu menciptakan banyak masalah. Kenaikan upah antardaerah tidak seimbang
              sehingga menciptakan gcap yang makin besar," katanya saat dihubungi, Minggu (7/2).

              Bob menjelaskan kesenjangan yang besar ini bisa berdampak pada berkurangnya tenaga kerja
              di daerah.

              Padahal, tak jarang daerah dengan upah minimum tinggi memiliki tingkat pengangguran terbuka
              (TPT) yang tinggi.
              Selain itu, ketentuan upah minimum baru dalam RPP Pengupahan dinilai bisa lebih menjamin
              keikutsertaan  pekerja  sektor  usaha  mikro,  kecil,  dan  menengah  (UMKM)  dalam  skema
              perlindungan sosial.

              Regulasi terbaru memungkinkan pemberi kerja sektor UMKM untuk tak mengikuti skema upah
              minimum dengan sejumlah syarat.

              Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani menilai ketentuan
              penetapan  upah  minimum  dalam  RPP  Pengupahan  bakal  lebih  mencerminkan  kondisi
              perekonomian dan ketenagakerjaan di daerah. Dengan demikian, penciptaan lapangan kerja bisa
              lebih didorong.

              Menurutnya, formula baru tidak akan menyebabkan upah minimum menjadi fluktuatif atau makin
              tertekan. Dia pun memastikan penetapan akan mengacu pada data-data yang dirilis oleh BPS.

              "Dengan adanya tiga variabel berupa paritas daya beli, penyerapan tenaga kerja, dan media
              upah, ini bisa mengurangi kesenjangan upah minimum antarwilayah," ujarnya.

              Selain mengurangi kesenjangan, formula baru juga diyakini dapat memacu pertumbuhan upah



                                                           16
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22