Page 197 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 SEPTEMBER 2020
P. 197

positive - Chandra Dwiputra (Direktur Utama (Dirut) PT Kereta Cepat Indonesia China) Dulu kita
              sempat datang mahasiswa sekitar 2.000 orang gantian untuk transfer pengetahuan. Ini kalau
              COVID sudah reda mungkin kita akan buka kembali. Harapan kami masyarakat Indonesia dengan
              kereta cepat sudah tidak awam, bukan hal baru lagi



              Ringkasan

              Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi,  Luhut Binsar Pandjaitan  akhirnya buka-
              bukaan  tentang  alasan  pemerintah  membuka  keran    tenaga  kerja  asing    (TKA)  masuk  ke
              Indonesia. Belakangan ini, keberadaan  tenaga kerja asing  di Indonesia menjadi perbincangan
              khalayak. Apalagi di tengah masyarakat yang butuh pekerjaan. Luhut mengatakan, penerimaan
              TKA  karena  Indonesia  kekurangan  ahli  teknik.  Berdasarkan  data  Fakultas  Teknik  Universitas
              Indonesia, kebutuhan sarjana teknik di Indonesia mencapai 117.982 orang pada 2019.

              Pemanfaatan  TKA  terjadi  pada  proyek  kereta  cepat  Jakarta-Bandung  (JKT-BDG).  Proyek  itu
              menyerap banyak tenaga kerja, di mana setidaknya ada 14.500 pekerja terlibat dalam proyek
              itu yang berasal dari Indonesia dan China. Direktur Utama (Dirut) PT Kereta Cepat Indonesia
              China (KCIC), Chandra Dwiputra merinci, pekerja dari China sekitar 2.100 orang dan sisanya
              memanfaatkan pekerja lokal alias Indonesia.



              LUHUT BEBERKAN ALASAN PEMERINTAH BUKA PINTU LEBAR BUAT TKA

              Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi,  Luhut Binsar Pandjaitan  akhirnya buka-
              bukaan  tentang  alasan  pemerintah  membuka  keran    tenaga  kerja  asing    (TKA)  masuk  ke
              Indonesia.
              Belakangan ini, keberadaan  tenaga kerja asing  di Indonesia menjadi perbincangan khalayak.
              Apalagi di tengah masyarakat yang butuh pekerjaan.

              Luhut mengatakan, penerimaan TKA karena Indonesia kekurangan ahli teknik. Berdasarkan data
              Fakultas Teknik Universitas Indonesia, kebutuhan sarjana teknik di Indonesia mencapai 117.982
              orang pada 2019.

              Sementara  yang  tersedia  hanya  20.635  orang.  Sedangkan  untuk  lulusan  D3  teknik,
              kebutuhannya mencapai 194.183 orang dan yang tersedia hanya 5.242 orang.

              "Kalau orang ribut kenapa juga nggak pakai kita punya? Ini data kita ambil dari profesor Fakultas
              Teknik Universitas Indonesia. Memang kita nggak punya Pak, kurang kita. Mungkin sarjana sosial
              hukum tapi di teknik kita kurang," kata Luhut dalam acara Sarasehan 100 Ekonom dengan tema
              Transformasi  Ekonomi  Indonesia  Menuju  Negara  Maju  dan  Berdaya  Saing,  Jakarta,  Selasa
              (15/9/2020).

              "Makanya sekarang kita fokus politeknik di Morowali, di Konawe, dalam bidang-bidang teknik
              dan politeknik di Bintan," sambung mantan Menko Polhukam itu.

              Menurut Luhut, kurangnya lulusan teknik di tanah air karena pengembangan sekolah teknik di
              tanah air belum dipikirkan secara khusus. Begitu juga dengan sekolah vokasi yang masih sedikit
              di tanah air.

              "Kan berpuluh tahun kita nggak ada yang mikir ini Pak. Siapa yang mikir saya tanya? Sekarang
              karena terpaksa kita buat. Kebutuhan tenaga kerja vokasi berdasarkan industrinya. Ini tdk ada.
              Jadi kita pakai dulu mereka (asing), setelah kita pakai bertahap baru kita kurangi," ungkapnya.


                                                           196
   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202