Page 40 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 AGUSTUS 2021
P. 40

Kementerian Ketenagakerjaan tentu sudah mengevaluasi proses penyaluran BSU tahun 2020
              lalu. Apabila tidak menggunakan rekening BUMN, maka potensi persoalan tahun 2020 lalu akan
              kembali terulang. "Tahun lalu itu banyak rekening yang pasif, rekening tidak aktif, bahkan sudah
              di blokir," terang Ida.

              Hal tersebut, lanjut Ida, tentu akan menghambat proses penyaluran BSU. Para calon penerima
              BSU, kini diwajibkan memiliki rekening di bank Himbara yakni di Bank Mandiri, Bank Rakyat
              Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Tabungan Negara (BTN).

              Ida berharap kepada perusahaan dan rekan-rekan pekerja/buruh, untuk segera menyerahkan
              nomor rekeningnya.
              Jika  pekerja  dan  buruh  calon  penerima  tidak  memiliki  nomor  rekening  di  bank  BUMN,  Ida
              meminta agar mereka segera berkoordinasi dengan perusahaan masing-masing, sehingga dapat
              segera  berkoordinasi  dengan  Kementerian  Ketenagakerjaan.  Kementerian  Ketenagakerjaan
              bersama dengan BPJS Ketenagakerjaan dan bank Himbara, akan membuatkan rekening secara
              kolektif.

              "Lebih lanjut mengenai teknis pembukaan rekening ini, akan dijelaskan di juklis yang akan kami
              informasikan kepada publik," imbuh Ida.

              Sebagai catatan, Ida menekankan terdapat sejumlah perbedaan dalam penyaluran BSU tahun
              2020  dengan  tahun  2021.  Pertama,  kata  Ida,  kriteria  calon  penerima  BSU,  khususnya  pada
              batasan gaji atau upah, wilayah serta sektor pekerjaan yang terdampak.

              Tahun 2020 lalu, batasan gaji atau upah penerima BSU adalah maksimal sebesar Rp 5 juta dan
              tidak ada pembatasan wilayah maupun sektor. Adapun sekarang tidak semua sektor ditutup dan
              tidak semua wilayah tidak bisa beroperasi kembali, hanya wilayah level 3-4 saja.

              Kedua,  besaran  dana  yang  akan  diterima  oleh  pekerja  atau  buruh  tahun  2021  sebesar  Rp
              500.000 per bulan untuk dua bulan, dan akan disalurkan sekaligus sebesar Rp 1 juta. Adapun
              tahun lalu, subsidi yang diberikan sebesar Rp 600.000 per bulan selama 4 bulan, sehingga jumlah
              BSU yang diterima pekerja dan buruh Rp 2,4 juta.

              Ketiga, dana disalurkan ke rekening bank Himbara milik calon penerima BSU.

              Kementerian  Ketenagakerjaan  akan  menggunakan  data  BPJS  Ketenagakerjaan  atas  daftar
              pekerja yang berhak menerima BSU. Calon penerima BSU yang ada di BPJS Ketenagakerjaan
              sementara ini estimasinya berkisar 8,7 juta orang.

              "BPJS membutuhkan verifikasi atas 8,7 juta orang itu dan baru diserahkan kepada kami 1 juta
              nama. Nanti akan secara bertahap, diserahkan kepada kami," tutur Ida.

              Dari data BPJS itu, Kementerian Ketenagakerjaan akan melihat kembali apakah calon penerima
              sudah  memenuhi  syarat  seperti  yang  ada  dalam  Peraturan  Menteri  Ketenagakerjaan
              (Permenaker) Nomor 16 tahun 2021. Permenaker itu sendiri berdasarkan atau mengacu pada
              Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 22 dan 23 tahun 2021.

              Managing Editor KONTAN, Titis Nurdiana pada acara Kompas TV itu mengapresiasi langkah dan
              terobosan yang ditempuh pemerintah dalam penyaluran BSU pada kali yang kedua ini. Namun,
              BSU hanya menjangkau para pekerja atau buruh yang masih bekerja.

              Persoalannya adalah, tidak sedikit pekerja yang kini sudah kadung kehilangan pekerjaan. Mereka
              ini, lanjut Titis, sepatutnya juga mendapat perhatian pemerintah. Terutama rencana pemerintah
              ke depan, untuk membuka lapangan pekerjaan baru.


                                                           39
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45